Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Majalengka masih tinggi. Harga cabai mencapai Rp 100-120 ribu per kilogram.
Salah seorang petani cabai di Majalengka, Tatang mengatakan mahalnya harga cabai di pasaran tak membuat dirinya merugi. Ia mengaku tanaman cabainya yang berada di Desa Argalingga, Argapura itu mengalami gagal panen akibat cuaca buruk dan serangan hama.
"Ya mungkin harga cabai di pasar naik juga karena petani lagi gagal panen. Tapi bagi saya mah enggak untung, soalnya lagi gagal panen," kata Tatang saat berbincang dengan detikJabar, Rabu (22/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gagal panen cabainya pada busuk. Kalau cabai busuk bakal gak laku kalau dijual dengan harga tinggi," ujar dia menambahkan.
Selain cuaca buruk dan serangan hama, penyebab kenaikan harga cabai juga dikarenakan petani cabai di daerahnya berkurang. Banyak petani di daerahnya beralih ke tanaman lain.
"Banyak yang beralih karena tidak punya modal akibat panen terakhir banyak yang enggak dapat untung. Kebanyakan petani sekarang beralih ke tanaman lain. Itu faktor mungkin kenapa sekarang harganya naik," ucap dia.
Bertahannya harga cabai yang tinggi di pasaran saat ini terbilang paling lama dibanding dengan tahun sebelumnya. Kenaikan harga cabai biasanya kembali normal setelah berlangsung selama kurang dari satu bulan.
"Nah ini juga menjadi persoalan. Baru tahun ini naiknya harga cabai paling lama. Biasanya sebulan terus normal lagi gitu. Jadi yang untung mah bagi petani yang punya modal, kalau kayak saya gini malah rugi karena nggak ada pemasukan," tutur dia.
(dir/dir)