Kepada detikjabar, Tukijan pun menceritakan awal mula dia mulai menggeluti usaha peternakan sapi sejak sekitar 25 tahun lalu. Awalnya, Tukijan mengaku hanya memiliki hanya sekitar satu hingga dua ekor sapi.
"Karena saya lahir dari keluarga peternak. Jadi sudah biasa memelihara sapi. Dari kebiasaan itu, makanya saya punya niat untuk pelihara sapi," kata Tukijan, Kamis (19/5/2022).
"Awalnya saya hanya pelihara 1 sampai 2 ekor dan akhirnya berkembang. Karena merasa cocok, akhirnya saya lanjutkan untuk penghasilan samping dan untuk kegiatan saya di luar kegiatan dinas," sambung dia.
Saat ini, setidaknya sudah ada sekitar 60 ekor sapi yang ada di kandang milik Tukijan. Jumlah itu belum ditambah dengan sapi milik Tukijan yang dititipkan kepada peternak lain. Sebab, selain dikelola sendiri, Tukijan juga melakukan bisnis dengan peternak lain melalui sistem bagi hasil.
Dalam menjalankan bisnis ternak sapi ini, Tukijan dibantu oleh empat orang pekerja. Ia juga mengaku kerap turun langsung untuk mengurus sapi-sapi ternaknya yang ada di kandang. Mulai dari memberi makan hingga memandikan sapi sering dilakukan secara langsung oleh Tukijan di Tengah kesibukannya sebagai Kapolsek.
Setiap satu ekor sapi Tukijan menjualnya dengan harga yang bervariatif disesuaikan dengan ukuran. Untuk ukuran kecil, Tukijan menjualnya dengan harga Rp 20 juta. Sementara yang ukuran besar, dijual dengan harga Rp 50 juta hingga Rp 60 juta setiap satu ekornya.
Di momen-momen tertentu, seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha menjadi keberkahan tersendiri bagi Tukijan. Sebab, di dua momen itu dia bisa mendapatkan omzet hingga sekitar 1 miliar dari bisnis ternak sapi.
"Di sektor daging itu ada dua momen. Pertama adalah Idul Fitri dan yang kedua Idul Adha. Di momen Idul Fitri itu kita jual daging dengan harga yang mengalami kenaikan dari harga di hari-hari biasa," ujar dia.
"Kemudian di Idul Adha, banyak sekali peminat-peminat kurban ini yang membeli sapi dengan cara jogrokan (per ekor). Setiap di momen haji itu, bisa sekitar 50 ekor sapi yang kita keluarkan. Untuk sapi kurban itu kita jual mulai dari Rp 20 juta sampai Rp 50 juta atau Rp 60 juta," imbuh Tukijan.
![]() |
Cara Tukijan Cegah PMK untuk Hewan Ternaknya
Untuk mencegah agar hewan ternaknya tidak terjangkit PMK, Tukijan sendiri mengaku selalu memperhatikan lalu lintas hewan ternak dan menjaga kebersihan kandang.
Seperti diketahui, penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan jenis penyakit yang menyerang hewan ternak, salah satunya sapi. Saat ini, wabah PMK tengah menjangkit hewan ternak di beberapa daerah.
![]() |
Namun khusus di wilayah Kabupaten Cirebon, sejauh ini belum ditemukan adanya hewan ternak yang dinyatakan terjangkit PMK. Termasuk di kandang peternakan milik Tukijan.
"Di Kabupaten Cirebon, untuk sementara tidak ada kasus. Kemarin juga Tim Terpadu dari Polresta Cirebon, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon itu sudah mengambil sampel di tempat saya. Kebetulan masih nihil," kata dia.
"Sebagai bentuk antisipasi, untuk sekarang kita belum berani beli dari luar dulu. Sekarang kita hanya budidayakan yang ada di kandang. Meski saya sudah punya empat orang pekerja, tapi saya juga sering terjun langsung untuk memastikan kebersihan kandang dan kesehatan hewan," kata Tukijan menambahkan.
(tey/tya)