Pedagang Bedug Musiman Mulai Bermunculan di Kota Tasikmalaya

Pedagang Bedug Musiman Mulai Bermunculan di Kota Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Selasa, 12 Apr 2022 20:30 WIB
Penjual bedug di Tasikmalaya.
Penjual bedug di Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Setelah lebih dari sepekan memasuki Ramadan, penjual bedug musiman mulai bermunculan di Kota Tasikmalaya, salah satunya di Jalan Ir Djuanda. Di jalur ini banyak pedagang bedug yang mulai menjajakan barang dagangannya.

"Baru dua hari ini berjualan, mudah-mudahan ada rezekinya," kata Anang salah seorang pedagang bedug, Selasa (12/4/2022).

Dia mengatakan, bedug siap pakai yang terbuat dari drum ditawarkan seharga Rp 1 juta. Sementara bedug ukuran yang lebih kecil ditawarkan Rp 500 ribu. Dia juga menjual kulit bedug dengan berbagai ukuran. Harganya di kisaran Rp 300 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anang mengatakan, pembeli bedug umumnya merupakan pengurus masjid, meski sesekali ada perorangan yang sengaja beli. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, Anang mengatakan peningkatan penjualan bedug terjadi menjelang Idul Fitri.

"Biasanya kan bedug itu untuk malam takbiran, jadi ramainya penjualan terjadi di tanggal lilikuran (lebih dari tanggal 20)," jelas Anang.

ADVERTISEMENT
Penjual bedug di Tasikmalaya.Penjual bedug di Tasikmalaya. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)

Menurutnya, penjualan bedug dalam beberapa tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. "Dari tahun ke tahun penjualan bedug rasanya semakin turun. Kalau dulu mangkal di sini sebulan bisa menjual lebih dari 20 bedug, belum penjualan kulitnya. Semakin ke sini semakin turun," ungkap Anang.

Dijelaskannya, saat ini warga yang berkeliling kampung sambil mengarak bedug di waktu sahur semakin sulit dijumpai. "Ya masih ada tapi sudah jarang, mungkin zamannya sudah berubah," ujarnya.

Penggunaan bedug sebagai penanda masuknya waktu salat juga sudah jarang dilakukan. Mayoritas masjid kini langsung mengumandangkan azan.

Bedug sendiri merupakan bagian dari tradisi umat Islam di Indonesia, termasuk di Jawa Barat. Ngadulag, demikian istilah Sunda untuk aktivitas menabuh bedug.

Saat ini bedug banyak yang terbuat dari drum bekas. Sementara dulu bedug terbuat dari batang pohon besar.




(ors/bbn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads