Berbagai upaya pemerintah dilakukan demi memenuhi kebutuhan akan minyak goreng di era kritis. Belakangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar memanfaatkan teknologi digital untuk menyalurkan minyak goreng ke masyarakat. Seperti apa?
"Di masa krisis seperti ini, kami tugaskan BUMD Agro Jabar untuk mencari sumber minyak goreng lalu dibagikan ke rumah tangga dengan cara senyaman-nyamannya. Karena ini sudah zaman digital, maka kita pakai aplikasi," ucap Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam keterangan yang diterima detikJabar, Jumat (8/4/2022).
Aplikasi yang dimaksud bernama 'Pemirsa Budiman' yang merupakan akronim dari Pemesanan Minyak Goreng via Aplikasi Sapa Warga Buat Ibu-ibu di mana-mana. Program ini baru bisa mencakup wilayah Bogor, Depok dan Bekasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sifatnya inisiatif. Kita dahulukan program ini untuk wilayah Bodebek terlebih dahulu, ini ikhtiar kami, jadi warga memesan minyak goreng curah via ketua RW," kata Kang Emil sapaannya.
Fitur 'Pemirsa Budiman' sendiri sudah ada pada aplikasi Sapa Warga yang dimiliki Pemprov Jabar. Untuk teknisnya, Pemprov Jabar mengedepankan peran Ketua RW di lingkungan masing-masing.
Aplikasi ini memang tak bisa diakses oleh masyarakat luas dan hanya oleh Ketua RW. Hal ini mengingat Ketua RW sudah lebih dulu memiliki sarana komunikasi di Sapa Warga.
Untuk teknisnya, Ketua RW masing-masing wilayah akan mendat warganya yang membutuhkan minyak goreng. Kemudian, Ketua RW akan memesan melalui aplikasi tersebut.
"Nanti minyak goreng dikirim ke rumah warga atau ketua RW. Minyak goreng ini dipesan oleh BUMD Agro Jabar, mudah-mudahan ini bisa dimanfaatkan sehingga warga tidak usah antri di pasar atau dimana-mana, cukup tunggu di rumah, asal Pak RW-nya aktif," tutur dia.
"Kontrolnya RW. Jadi tidak boleh pribadi-pribadi. RW-nya nanti yang tahu mana warganya yang membutuhkan. Sehingga menengah ke atas dia ambil premium, menengah ke bawah itu yang kita lindungi melalui sistem distribusi yang baru ini," kata dia menambahkan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Iendra Sofyan mengatakan layanan 'Pemirsa Budiman' ini hanya bisa dilakukan saat masa darurat krisis mintak goreng. Masa darurat itu seperti saat ini di mana terjadi kenaikan harga bahan pokok dan BBM di bulan Ramadan.
"Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya membantu warga mendapatkan akses pada minyak goreng yang terjangkau. Poin penting lainnya, selain berupaya memenuhi kebutuhan warga, pola konsumsi masyarakat terhadap minyak goreng pun bisa terkendali," kata dia.
Dia menambahkan setiap warga yang memesan minyak goreng curah via aplikasi ini hanya dibatasi 3 kilogram per-bulan per satu kepala keluarga. Harga yang dipatok sebesar Rp 15.500 per kilo. Harga itu ditetapkan mengikuti aturan Kementerian Perdagangan. Pembayaran dilakukan saat kurir pengantar minyak goreng yang dipesan mengantarkan pesanan ke Ketua RW.
"Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan bahwa harga yang dibayar warga tetap sama dengan ketentuan pemerintah," ujar dia.
Sementara itu, Dirut BUMD PT Agro Jabar Kurnia Fajar menambahkan Pemprov Jabar menargetkan bisa memenuhi 1 juta liter minyak goreng curah bersubsidi lewat aplikasi itu. Pemenuhan dilakukan secara bertahap.
"Sebagai gambaran dan langkah awal, dalam satu hari Agro Jabar bisa membeli dan mendatangkan 2-4 tangki berkapasitas 6 ton atau 8000 liter. Artinya dalam satu hari, program ini bisa melayani kebutuhan warga 16.000 hingga 24.000 liter," kata dia.
(dir/mso)