Pemilik warung Es Shanghai, Nunung menceritakan awal mula dirinya bisa berjualan Es Shanghai yang kini ramai diburu warga tersebut.
"Dulunya saya jualan buah biasa, kiloan. Tapi banyak yang penyok buahnya. Terus kepikiran bikin es buah gitu, jadilah sampai sekarang jualan ini. Jualan dari tahun 2004," kata Nunung di lokasi.
Nama Es Shanghai sendiri kata Nunung tidak memiliki arti apapun. Es Shanghai dinamai oleh suaminya secara spontan.
"Namanya iseng aja dari Si Abah," ujarnya.
Selain namanya yang unik memang tidak ada yang berbeda dari Es Shanghai dan es buah pada umumnya. Namun Nunung mengungkapkan jika es buatannya 100 persen menggunakan buah segar dengan porsi yang cukup banyak.
"Kalau Es Shanghai mah es buah aja biasa gitu. Isinya semangka, melon, timun suri, apel dan pir. Bisa juga dikasih durian," ungkap Nunung.
Meski banyak pesaing namun pembeli yang datang ke warung Es Shanghai milik Nunung tetap banyak. Nunung mengaku pembeli yang datang rata-rata merupakan pelanggan tetap.
"Disini buahnya fresh ya dan porsinya banyak lagi dan memang yang datang itu dari dulu pelanggan. Jadi sudah ramai dari dulu alhamdulilah," jelasnya.
Untuk harganya, satu porsi Es Shanghai biasa dijual Rp 14.000. Namun jika ditambah durian, satu porsinya dihargai Rp 22.000.
Menurut Nunung harga Es Shanghai naik sejak awal Ramadan kemarin. Mahalnya harga bahan pokok jadi sebab Nunung menaikkan harga Es Shanghai.
"Naik Rp 2.000, soalnya mahal semua harga-harga sekarang," pungkasnya.
Sementara itu seorang pembeli bernama Agung menuturkan sudah sejak lama Ia berlangganan Es Shanghai. Agung merasakan es buatan Nunung itu berbeda dengan es buah pada umumnya.
"Sering beli, soalnya beda sama yang lain. Bedanya itu buahnya segar dan porsinya banyak tapi pas gitu sama harganya. Pokoknya enak lah Es Shanghai ini," singkatnya.
(bba/tey)