Program migrasi siaran TV analog ke digital akan memberikan pendapatan pajak yang cukup besar untuk negara.
"Perpindahan TV analog ke digital ini akan menghasilkan pajak kepada negara Rp77 triliun dan pendapatan bukan pajak Rp430-an triliun, itu luar biasa," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dalam sambutan Puncak Hari Penyiaran Nasional 2022 di The House Convention Hall Bandung, Jumat (1/4/2022).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, Jawa Barat dengan 50 juta penduduk merupakan konsumen terbesar untuk penyiaran. Jumlah TV daerah terbanyak dan eksis, kata dia, ada di Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kang Emil mengatakan, perpindahan TV analog ke digital tidak bisa dihindari karena banyaknya disrupsi.
"Hijrah ke TV digital itu tidak bisa dihindari, karena hidup kita banyak disrupsi. Ada disrupsi global warming, ada disrupsi digital dan panel," ujarnya.
Selain itu, Kang Emil juga menilai tepat puncak Hari Penyiaran Nasional 2022 digelar di Kota Bandung.
"Jadi kalau acara ini digelar di Bandung saya kira sesuai dengan semangat dan sejarah, proklamasi kita pertama kali menyiarkan ke seluruh negeri melalui radio dari Kota Bandung yang kini dinamai RRI," tuturnya.
Lebih lanjut Kang Emil menyebutkan, televisi menjadi salah satu media yang diminati masyarakat. Sebanyak 47 persen masyarakat Indonesia masih mengandalkan sumber informasi terpercayanya dari televisi.
"Lebaran membeli jas dari bahan kulit sapi, siaran selalu berkualitas karena ada KPI," kata Kang Emil membacakan pantun.
Acara ini juga dihadiri Menkominfo Jhonny G Plate, jajaran KPI pusat, KPID seluruh daerah di Indonesia dan perwakilan insan media.
"Selamat Hari Penyiaran Nasional ke-89 dengan tema yang sangat penting yaitu 'Transformasi Penyiaran Era Digital' di mana hadir era baru TV digital dan switch off analog," pungkas Kang Emil.
(tey/tya)