Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Agro Jabar berencana menjalin kerja sama dengan BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya. Kedua BUMD ini berencana membangun pabrik kemasan minyak goreng.
Direktur Utama PT Agro Jabar Kurnia Fajar mengatakan kerja sama dengan BUMD PT Food Station Tjipinang merupakan program jangka panjang korporasi untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng murah.
"Kapasitas pabrik kemasan ini besar, jadi bisa memenuhi target satu juta liter minyak goreng yang sudah disampaikan Pak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya," kata Kurnia dalam keterangan yang diterima detikJabar, Jumat (1/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerjasama dengan salah satu BUMD milik Pemprov DKI Jakarta itu direncanakan membentuk perusahaan patungan atau kerja sama operasi (KSO). Kurnia mengatakan rencananya pabrik pengemasan minyak goreng ini berlokasi di Pusat Distribusi Pangan Jawa Barat di Purwakarta.
"Kerja sama ini didasari komitmen jangka panjang kedua daerah. Tentunya untuk mengatasi persoalan minyak goreng yang kemarin sempat langka dan harganya mengalami lonjakan," kata Kurnia.
Kurnia menjelaskan rencana pembangunan pabrik pengemasan minyak goreng ini dilatarbelakangi kondisi pembelian minyak goreng komersil dari produsen dalam jumlah besar, yang berhadapan dengan persoalan ketersediaan kemasan.
"Kapasitas pengemasan oleh produsen sudah penuh dan tinggi, jadi kalau Agro Jabar hendak menjual minyak goreng komersil ke masyarakat harus menyiapkan pengemasannya. Persoalan ini bisa teratasi jika kita sudah membangun pabrik kemasan sendiri, karena produsen sudah siap memasok berapapun," katanya.
Pusat distribusi provinsi yang berada di Purwakarta sudah direncanakan untuk dibangun oleh Agro Jabar mulai 2022 ini. Pihak Food Station sendiri dalam kerja sama ini bisa menyediakan unit mesin pengemasan dalam skema kerjasama operasi.
Seiring dengan proses pembangunan pabrik kemasan minyak goreng, Agro Jabar dalam waktu dekat akan memulai proses penjualan minyak goreng komersil kemasan pada masyarakat menengah ke bawah yang dikoordinir ketua RW melalui aplikasi.
"Harga minyak goreng kemasan komersil ini di bawah harga pasaran. Tidak terlalu murah, tapi masih lebih murah dibanding yang lain. Aplikasinya tengah disiapkan sesuai permintaan Pak Gubernur," kata Kurnia.
(sud/yum)