Pemprov Jabar Lirik Kembangkan Bisnis Budi Daya Madu

Pemprov Jabar Lirik Kembangkan Bisnis Budi Daya Madu

Sudirman Wamad - detikJabar
Sabtu, 26 Mar 2022 11:18 WIB
Jar of liquid honey with honeycomb inside and bunch of dry lavender over old wooden table. Dark rustic style, selective focus
(Foto: iStock)
Bandung -

Pemprov Jawa Barat (Jabar) melirik bisnis menjanjikan budi daya madu. Sebab, madu merupakan produk hutan nonkayu yang berkembang dan bernilai tinggi.

Namun, sayangnya produk madu yang ada di Jabar ini belum bisa memenuhi permintaan pasar. Pemprov Jabar pun menginginkan agar adanya komitmen bersama untuk memenuhi kebutuhan pasar.

"Sampai saat ini hasil madu yang dikembangkan Jabar masih belum dapat memenuhi permintaan pasar," kata Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Jabar Epi Kustiawan dalam keterangan yang diterima detikJabar, Sabtu (26/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Epi optimis lebah madu bisa dikembangkan. Sebab, lanjut dia, budi daya lebah madu memiliki peningkatan yang cukup signifikan ketimbang produk lainnya.

"Dibandingkan produk hasil hutan nonkayu lainnya, seperti bambu, sutra, kayu putih, dan getah pinus. Yang terbesar itu dari madu," kata Epi.

ADVERTISEMENT

Namun, Epi tak menjelaskan secara rinci tentang peningkatan dan jumlah produksi lebah madu di Jabar. Ia mengatakan budi daya lebah madu sangat mudah dilakukan, hanya memanfaatkan pekarangan rumah.

Epi pun membagikan tips-tips untuk pemula yang ingin membudidayakan lebah madu. Pertama harus menguasai karakteristik lebah. Tujuannya agar perlakuan kepada lebah sesuai.

"Lebah itu ada bermacam jenis, nah yang kita kembangkan ini adalah budi daya lebah itama dan biroi dari jenis trigona," kata Epi.

Menurut Epi, rata-rata lebah itama dan biroi per koloni bisa menghasilkan madu yang berbeda. Untuk itama bisa mencapai 0,5 liter, dan biroi 1 liter per 3-4 bulan.

Tips kedua yakni memperhatikan pakan lebah yang berkualitas. Menurut Epi, dengan pakan berkualitas, lebah bisa nyaman di tempat pembudidayaan dan bisa memproduksi madu dengan maksimal.

Pakan tersebut adalah bunga-bunga yang tumbuh di sekitar kandang lebah. Petani lebah madu bisa menanam tanaman yang bisa berbunga setiap saat. Sehingga pakan lebah-lebah bisa terus terjaga. Salah satunya adalah Tanaman Air Mata Pengantin (AMP).

Selain itu, tanaman buah juga harus tersedia di sekitar kandang lebah. Fungsinya adalah untuk menyediakan getah bagi para lebah untuk membuat perekat sarang.

"Tinggal rawat tanamannya, maka biarkan lebah yang bekerja menghasilkan madu," tuturnya.

Soal pemasaran, menurut Epi, penyuluh dan offtaker sangat siap menerima hasil madu yang dihasilkan. "Jangan khawatir, untuk penjualan kita ada penyuluh dan juga offtaker yang akan membeli madu-madu tersebut," kata Epi.

Saat ini, Dishut Jabar tengah melatih 15 calon petani milenial yang bergerak di bidang budi daya lebah madu.

Untung Ratusan Juta Rupiah

Sementara itu, petani lebah madu asal Kabupaten Pangandaran Supardi menceritakan pengalamannya. Pembudi daya lebah madu ini sebelumnya hanya pedagang kaki lima di Ibu Kota.

Supardi awalnya menggantikan rekannya yang tak bisa mengikuti pelatihan dari Dishut Jabar. Supardi pun tertarik. Akhirnya kini menjadi pembudi daya lebah madu.

"Mulai budi daya lebah itu bisa dikatakan sebagai pengganti, suruh latihan dari Dishut yang kebetulan peserta aslinya tidak bisa berangkat, akhirnya kita yang diminta untuk ikut latihan," ucap Supardi.

Supardi mengatakan membudidayakan lebah madu tidak sesulit dan serumit budi daya komoditas ternak lainnya. Hal itu berdasarkan pelatihan yang ia dapat.

Setelah pulang dari tempat pelatihan itu, Supardi baru menyadari bahwa banyak lebah yang menghasilkan madu berlimpah di sekitar rumahnya. Ia kemudian masuk ke hutan-hutan di sekeliling desanya untuk menangkap lebah jenis leacivep.

"Kita ambil lembah ke hutan, kita pindahkan ke kotak, dan mulai terasa, ketika kita sudah bisa pecah koloni, bisa panen," ucap Supardi.

Dari sana, Supardi memulai langkah awal bersama 19 anggota kelompok tani untuk membudidayakan lebah madu. Supardi pun heran, penjualan lebah madunya meningkat selama pandemi COVID-19. Artinya, bisnis lebah madu mampu bertahan di pendami COVID-19.

"Kalau dihitung-hitung lebih dari Rp 100 juta. Sekarang mulai banyak yang ingin budi daya lebah madu, sebagian lebah madu saya jual untuk indukan, untuk sementara kita tidak bisa fokus ke produksi karena ada kerja sama dengan Dishut. Ya untuk menyediakan indukan," kata Supardi.




(sud/yum)


Hide Ads