Harga daging sapi di pasar tradisional termasuk di Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini terus merangkak naik hingga menyentuh Rp 130 ribu per kilogram dari harga normal Rp 100 ribu sampai Rp 110 ribu per kilogram.
Lantas apa penyebab naiknya harga daging sapi beberapa pekan belakangan? Ana Gugum (41) peternak sapi di Kampung Sukamaju, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Bandung Barat menyebut karena ketersediaan sapi yang memang sedang sulit didapat.
"Jadi untuk penyebab utamanya itu karena sapi lokal maupun sapi impor stoknya kurang. Jadi pasokan ke peternak itu juga sekarang menurun, susah cari barangnya," ungkap Ana Gugum saat dihubungi, Jumat (4/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena kekurangan pasokan sapi lokal dan sapi impor, kata Ana, mahalnya harga sapi dari peternak juga disebabkan oleh biaya pemeliharaan dan pakan yang ikut mahal.
"Dalam sehari saja untuk makan dan pemeliharaan bisa sampai Rp 45 ribu untuk sapi bobot 500 kilogram. Untuk saya sekarang ada 150 ekor, ya tinggal dihitung saja berapa biayanya sehari," ujar Ana Gugum.
Ana mengatakan ia yang sudah belasan tahun berternak serta berjualan sapi kelimpungan mencari barang di tengah permintaan yang tak turun. Harga sapi sendiri sudah tinggi sejak ia membeli bibit sapi dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Jadi bibit juga sudah tinggi, yang untung itu kalau yang beli bibitnya sebelum harga naik. Kondisi seperti ini dibilang untung buat pedagang juga enggak, karena misalnya harga Rp 100 juta itu bisa dapat 5 ekor bibit sapi, sekarang hanya bisa 3 ekor," kata Ana Gugum.
Ana memprediksi harga daging sapi akan terus melonjak jika pemerintah tidak segera mencari solusinya. Apalagi dalam beberapa pekan akan mulai masuk ke bulan ramadan.
"Kalau begini terus kemungkinan harganya bisa sampai Rp 170 ribu per kilogram di pasar. Karena kan dari pemotongan juga sudah naik harganya," ucap Ana.
Pedagang daging sapi di Pasar Curug Agung, Undang (40) mengatakan kenaikan harga daging sapi tidak terjadi secara sekaligus melainkan secara bertahap sampai akhirnya terakumulasi kenaikan sebesar Rp 10 ribu.
"Iya sekarang sudah naik. Naiknya bertahap, jadi awalnya hanya naik Rp 2 ribu, terus naik lagi Rp 4 ribu, dan sekarang kenaikannya sudah mencapai Rp 10 ribu," kata Undang beberapa waktu lalu.
Undang mengaku tak mengetahui penyebab kenaikan harga daging sapi tersebut. Sebab harga daging sapi yang dijualnya menyesuaikan dengan harga jual dari tempat pemotongan hewan.
"Jadi kalau saya ikutin harga dari tukang jagal. Kalau sama mereka diinformasikan mau naik, ya kita yang di pasar juga langsung menaikkan harga," ujar Undang
(mso/bbn)