Kabupaten Karawang menjadi daerah primadona tujuan para pelamar kerja d Jawa Barat pada tahun 2021 lalu. Data itu dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat dalam e-book Provinsi Jawa Barat dalam Angka 2021.
Dalam tabel pelamar kerja yang di dalam e-book tersebut, tertera data bahwa di Karawang terdapat total 33.262 pelamar kerja terdiri dari 19.891 laki-laki dan 13.371 perempuan pada tahun 2021.
Hal itu terjadi kemungkinan dari banyaknya kawasan industri di Karawang, dari data Disnakertrans Karawang yang didapat hingga tahun 2018 terdapat 13.756.358 hektar luas lahan yang diplot sebagai lahan industri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kawasan industri Karawang tersebut tersebar antara lain Kawasan Industri Kujang, Indotaisei, Mandala Putra, KIIC, Suryacipta, dan KIM. Adapun zona industri Karawang yang dicantumkan dalam penataan ruang, yakni dititikberatkan pada sejumlah kecamatan meliputi Kecamatan Telukjambe Timur, Cikampek, Klari, Purwasari, Pangkalan, dan Rengasdengklok.
Dari segi besaran upah minimum kabupaten/kota (UMK), jumlah upah di Karawang merupakan yang terbesar kedua di Jabar setelah Kota Bekasi. Tahun 2022, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menetapkan UMK di Karawang sebesar Rp 4.798.312,00.
Lalu bagaimana dengan jumlah perusahaan atau pabriknya?
Masih berdasarkan data yang dihimpun dari Disnakertrans Karawang, dijelaskan bahwa hingga 2018, jumlah pabrik yang beroperasi di kabupaten ini sebanyak 1.762 pabrik. Rinciannya, pabrik swasta sebanyak 787, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 269, Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 638, dan Joint venture tercatat sebanyak 58 pabrik.
Selain itu, dari data realisasi investasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Karawang menempati peringkat kedua di Jawa Barat, yakni sebesar Rp 13,838 triliun.
Adapun urutan pertama ditempati Kabupaten Bekasi sebesar Rp 23,302 triliun berdasarkan data perkembangan realisasi investasi di Jawa Barat periode Januari-Juni 2021.
Saat dikonfirmasi Kepala DPMPTSP Karawang Eka Sanatha menjelaskan, investasi yang masuk tersebut berasal dari PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal dalam Negeri).
"Realisasi PMA dan PMDN sebesar Rp 13,838 pada semester pertama, Januari - Juni 2021. Sedang targetnya 23,85 persen," kata Eka saat dihubungi melalui telepon selular, Selasa (1/3/2022).
(yum/bbn)