Kembali Produksi, Perajin Tahu-Tempe di Jabar Kompak Naikkan Harga

Kembali Produksi, Perajin Tahu-Tempe di Jabar Kompak Naikkan Harga

Erick Disy Darmawan, Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 25 Feb 2022 02:30 WIB
Aktivitas produksi perajin tahu di Majalengka
Aktivitas produksi perajin tahu di Majalengka (Foto: Erick Disy Darmawan/detikcom).
Bandung -

Perajin tahu tempe di Jawa Barat (Jabar) telah kembali produksi setelah sebelumnya mogok selama tiga hari. Meski kembali produksi, namun para perajin kompak untuk menaikkan harga tahu dan tempe.

Ketua Paguyuban Perajin Tahu Tempe Jabar Muhamad Zamaludin mengatakan meski telah melakukan aksi mogok produksi ,namun hal tersebut tidak membuat harga kedelai turun seperti apa yang diinginkan.

"Iya sudah mulai produksi lagi kemarin untuk dijual sekarang. Kalau harga kedelai terus, kemarin naik Rp 100 sekarang Rp 200," kata Zamaludin saat dihubungi detikJabar, Jumat (25/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan terus naiknya harga kedelai, Zamaludin mengungkapkan perajin tahu tempe di Jabar sepakat untuk menaikkan harga jual tahu dan tempe di kisaran 20 persen.

"Kompak naikkan harga 20 persen. Kalau tahu naik Rp 500-Rp 1.000 per bungkus isi 10. Tempe juga sama, naik Rp 500-Rp 1.000 per lembar," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Meski telah menaikkan harga jual tahu dan tempe, Zamaludin menuturkan para perajin masih menanti janji pemerintah untuk segera menstabilkan harga kedelai. Bahkan perajin juga mengancam akan melakukan aksi turun ke jalan jika harga kedelai terus naik.

"Kesepakatan perajin kita sudah naikkan harga tapi kalau kedelai naik terus ya kita enggak tahan lagi. Tapi kan ada janji pemerintah kalau meleset ya bisa jadi demo ke jalan. Pemerintah janji mau subsidi dan kedelai di jual Bulog lagi, tapi kalau enggak ditepatin ya kita demo," pungkasnya.

Perajin Perkecil Ukuran Tahu

Para perajin tahu di Kabupaten Majalengka juga telah kembali produksi usai melakukan aksi mogok selama 3 hari. Seperti terlihat di salah satu pabrik di Desa Kulur, Kecamatan/Kabupaten Majalengka. Pabrik Tahu milik Haji Amud itu kembali beroperasi, Kamis (24/2/2022).

Di hari pertama produksi, Haji Amud memilih tidak mengambil risiko dengan memproduksi tahu seperti biasanya. Kali ini pabriknya hanya memproduksi tahu lebih sedikit.

"Produksi sedikit, cuma 2 kwintal Tahu. Biasanya sih 3 kwintal. Iya, ini baru produksi lagi setelah kemarin tutup," kata Amud kepada detikJabar.

Selain jumlah produksi yang dikurangi, tahu hasil produksinya juga kini jadi menyusut. Hal ini dilakukan Amud sebagai cara agar tahu di pabriknya tetap produksi. Sebab, hingga saat ini harga kedelai di pasaran masih meroket.

"Kalau harga mah tetea yah, Rp 400 per butir. Cuma ukuran aja jadi 4x4. Kalau tadinya mah ukurannya kan 5x5," jelas dia.

Amud berharap harga kedelai di pasaran segera turun. Pasalnya, jika memproduksi dengan ukuran dan harga yang sama seperti sebelumnya, dirinya hanya bisa mengambil sedikit keuntungan.

"Semoga aja harganya jadi stabil. Biar saya jual harga dan ukuran seperti biasanya. Konsumen juga jadi senang kalau produksi seperti mah. Terus saya juga dapet untung yang lumayan biar produksinya lancar," keluh dia.

Sementara, Amud yang sudah bergelut 20 tahun jadi pengrajin Tahu, dia biasa menjual hasil produksinya itu di 3 pasar, yakni Pasar Sindangkasih Cigasong, Jatiwangi, dan Cirebon.




(bba/mso)


Hide Ads