5 Tanda Kerusakan Ginjal yang Terlihat Langsung di Kulit

Sarah Oktaviani Alam - detikJabar
Minggu, 21 Des 2025 08:00 WIB
Ilustrasi gagal ginjal (Foto: Getty Images/iStockphoto/Ivan-balvan)
Jakarta -

Ginjal bekerja tanpa henti menyaring darah, menjaga keseimbangan cairan, dan membuang limbah dari tubuh. Ketika fungsi ginjal menurun, racun dapat menumpuk dan mengganggu berbagai organ, termasuk kulit. Pada banyak kasus penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease/CKD) stadium lanjut, perubahan kulit menjadi salah satu tanda awal bahwa tubuh membutuhkan perhatian medis.

Berikut lima tanda kerusakan ginjal yang dapat terlihat langsung pada kulit.

1. Kulit Sangat Kering (Xerosis)

Xerosis menjadi gejala kulit yang paling sering dialami pasien penyakit ginjal kronis. Studi menunjukkan hingga 72 persen pasien merasakan kulit sangat kering, kasar, bersisik, dan terasa kencang.

Penurunan fungsi ginjal mengganggu kerja kelenjar keringat dan minyak, sehingga kulit kehilangan kelembapannya. Kondisi ini dapat memperparah gatal, memicu kulit pecah-pecah, bahkan menimbulkan infeksi.

Pelembap harian bisa membantu, tetapi pemeriksaan fungsi ginjal tetap diperlukan bila keluhan menetap. Banyak ahli menyarankan untuk:

  • Minum cukup air.
  • Menghindari mandi air panas.
  • Memakai pakaian berbahan katun.

2. Gatal Intens (Pruritus Uremik)

Gatal parah menjadi keluhan umum pada pasien penyakit ginjal kronis. Penumpukan toksin seperti urea dapat mengiritasi saraf kulit dan menimbulkan gatal yang menyebar atau terfokus pada area tertentu.

Sekitar 56 persen pasien melaporkan gejala ini, terutama pada CKD stadium akhir. Gatal terus-menerus bisa meninggalkan luka, membuat kulit menebal, atau menimbulkan bercak kasar.

Pada sebagian pasien hemodialisis, rasa gatal meningkat seiring naiknya kadar urea, kreatinin, dan PTH. Upaya meredakan gatal dapat dilakukan dengan:

  • Mandi air dingin atau memakai oatmeal.
  • Menggunakan krim pelembap atau terapi UVB.
  • Menjaga kuku pendek untuk mengurangi risiko luka.

3. Ruam dan Benjolan Kulit

Penumpukan limbah pada gagal ginjal lanjut dapat memicu ruam. Benjolan kecil seperti kubar sering muncul dan bisa bergabung menjadi bercak kasar.

Pada beberapa kasus, ruam terasa nyeri, disertai bintik ungu, atau berkembang menjadi luka. Kondisi langka seperti kalsifilaksis juga dapat muncul pada CKD stadium akhir.

Selain itu, sekitar 43 persen pasien mengalami infeksi jamur atau bakteri yang memperburuk ruam. Perawatan dasar meliputi:

  • Menggunakan sabun lembut tanpa pewangi.
  • Mengeringkan kulit dengan ditepuk perlahan.
  • Segera berkonsultasi dengan dokter kulit bila ruam melebar atau bernanah.

4. Bengkak (Edema)

Edema terjadi ketika ginjal tidak mampu membuang kelebihan garam dan air, sehingga cairan menumpuk di jaringan. Bengkak biasanya tampak di sekitar mata, pergelangan kaki, atau tangan.

Pada sebagian pasien, edema disertai urine berbusa sebagai tanda gangguan penyaringan ginjal. Endapan mineral seperti kalsium juga dapat mengeraskan benjolan di bawah kulit, terutama di sekitar sendi. Langkah sederhana untuk membantu meredakan bengkak antara lain:

  • Mengangkat kaki lebih tinggi dari jantung.
  • Membatasi asupan garam.
  • Memantau berat badan setiap hari.

5. Perubahan Warna Kulit

Pada CKD stadium lanjut, kulit dapat berubah menjadi pucat, kekuningan, atau menggelap. Studi menunjukkan:

  • 21 persen pasien mengalami kulit kekuningan akibat penumpukan limbah.
  • 51 persen mengalami hiperpigmentasi pada area yang sering terpapar matahari.
  • 64 persen tampak pucat karena anemia.

Kulit dapat menebal, tampak bergelombang, atau muncul bintik hitam mirip komedo putih akibat penumpukan racun. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Melindungi kulit dari paparan sinar matahari.
  • Mengonsumsi makanan kaya zat besi bila pucat disebabkan anemia.
  • Mencatat perubahan warna kulit untuk memudahkan evaluasi medis.

Artikel ini telah tayang di detikHealth.




(sao/sud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork