Organisasi internasional Stichting Nederlandse Vrijwilligers (SNV) menilai Jawa Barat menjadi wilayah yang membuka peluang besar bagi NGO untuk membangun kolaborasi program dengan pemerintah daerah.
Hal ini disampaikan Nisa Lutfiana, Project Field Officer SNV, usai mengikuti pertemuan NGO Summit 2025 dengan Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten/kota.
Menurut Nisa, forum ini mempermudah komunikasi antara NGO dan pemda sebelum menyusun proposal untuk donor.
"Kegiatan ini membuka peluang. Ketika nanti kami menyusun program, kami sudah bisa komunikasi dengan Pemprov atau Pemkab. Ini awal yang sangat baik," ujar Nisa.
Ia menjelaskan bahwa mekanisme kerja NGO bersifat donor-driven. Artinya proposal harus disetujui donor terlebih dahulu sebelum diajukan sebagai kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
Namun kendala sering muncul di tingkat daerah, terutama ketika terjadi pergantian pejabat tanpa transfer pengetahuan. "Yang baru tidak tahu proses sebelumnya, jadi kami harus menjelaskan ulang dari awal," kata Nisa.
SNV sendiri menjalankan program PAHALA di Kabupaten Bogor yang fokus pada proteksi daerah aliran Sungai Cisadane Hulu. Program ini memiliki tiga komponen berupa pembentukan forum teknis multi-pihak, pemberdayaan petani berbasis regenerative agriculture, dan penguatan kelompok masyarakat.
Terkait kekhawatiran masyarakat bergantung pada NGO, SNV menyiapkan exit strategy melalui pembentukan forum teknis yang dapat melanjutkan program setelah NGO keluar.
"Harapannya forum ini bisa menjaga keberlanjutan kegiatan," ujar Nisa.
(yum/yum)