Belakangan ini, berbagai tren dari masa lalu kembali meramaikan linimasa media sosial, terutama pada kalangan Gen Z. Mulai dari cara berpakaian, makanan jadul, filter kamera retro, lagu-lagu, hingga adegan film atau iklan, kembali viral dan digemari.
Bukan hanya sekedar diputar ulang, berbagai elemen jadul banyak digunakan dan dikemas ulang menjadi konten kreatif yang relevan dengan generasi ini.
Fenomena nostalgia ini tidak hanya sekedar konten saja, tetapi juga menjadi kebiasaan sehari-hari. Gaya fashion Y2K, jajanan jadul, kamera digital jadul, sampai tren menonton ulang kartun masa kecil kembali menemukan tempatnya di era digital ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munculnya tren-tren tersebut membuat satu pertanyaan, mengapa konten nostalgia begitu mudah viral dan sangat disukai generasi yang tidak sepenuhnya hidup di era itu, yakni Gen Z?. Di tengah derasnya arus informasi, nostalgia justru tampil sebagai magnet yang kuat. Berikut penjelasannya.
MENGAPA KONTEN NOSTALGIA BANYAK DISUKAI GEN Z?
Konten nostalgia menjadi mudah viral karena menghadirkan rasa hangat, nyaman, dan aman di tengah padatnya tekanan kehidupan modern. Kenangan masa lalu mampu membangkitkan emosi positif sekaligus memperkuat rasa emosional dalam bersosial. Dorongan algoritma media sosial juga ikut berperan dalam mempercepat penyebaran konten-konten tersebut.
Di sisi lain, sentuhan estetika retro yang khas juga memberi daya tarik visual tersendiri. Tak hanya itu, nostalgia juga menjadi jembatan yang mempererat ikatan antar generasi melalui pengalaman budaya.
1. Faktor Psikologis
Konten nostalgia berperan aktif dan kuat dalam sisi psikologis emosional audiens. Mengingat kenangan masa lalu yang sederhana mampu menghadirkan rasa nyaman, aman, tenang, dan bahagia di tengah tekanan kehidupan modern ini.
Kenangan-kenangan lama, baik dari melodi lagu, aroma tertentu, hingga momen visual mampu menyentuh emosi dan terasa lebih dalam karena terhubung langsung dengan pengalaman personal dan intim. Hal ini yang membuat audiens merasa nyaman saat menikmati konten dengan bawaan nostalgia.
2. Peran Algoritma dan Kekuatan Media Sosial
Algoritma media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube secara alami mendorong konten yang memicu reaksi dan interaksi yang besar. Konten nostalgia masuk dalam kategori ini karena mampu mengundang komentar, like, share, hingga repost. Contohnya, seperti lagu-lagu jadul yang bisa kembali viral karena digunakan dalam format baru di era digital seperti, challenge, atau konten kreatif, hingga dapat dikenali ulang oleh generasi muda terutama Gen Z yang belum pernah merasakannya.
3. Estetika Retro yang Unik dan Otentik
Visual bernuansa retro, mulai dari kamera digital, efek film, hingga gaya berpakaian era 90an mampu memberikan kesan unik dan berbeda dari tren modern yang cenderung seragam. Estetika ini dianggap lebih memiliki karakter, autentik, dan menghadirkan nuansa klasik yang terasa segar atau berbeda di tengah dominasi visual digital.
4. Koneksi Sosial dan Ikatan Antar Generasi
Nostalgia bukan hanya sekedar kenangan pribadi, tetapi juga tentang rasa kebersamaan. Konten-konten nostalgia seringkali menjadi bahan obrolan lintas generasi yang mempertemukan pengalaman generasi yang berbeda dalam satu ruang digital. Bagi Gen Z, tren ini menjadi cara untuk memahami budaya orang tua atau generasi sebelumnya, sekaligus membangun kedekatan emosional melalui pengalaman budaya yang sama.
5. Warisan Budaya Populer yang Terus Hidup
Bukan hanya sekedar tren, konten nostalgia ini berperan sebagai media pelestarian budaya. Lagu, film, acara televisi, hingga gaya hidup di masa lalu kembali diperkenalkan pada generasi baru. Dengan demikian nostalgia dapat menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, dengan menyesuaikan warisan agar tetap relevan.
Fenomena konten nostalgia ini menjadi bukti bahwa masa lalu tidak pernah benar-benar usang. Selama manusia masih membutuhkan cerita, kenangan, dan rasa keterhubungan, tren-tren di masa lalu masih bisa memiliki tempat di masa mendatang.
Itulah penjelasan mengapa konten nostalgia banyak disukai Gen Z, semoga bermanfaat dan menjawab pertanyaan detikers!
(yum/yum)










































