Jalan Raya Dayeuhkolot Terendam, Aktivitas Warga Lumpuh

Jalan Raya Dayeuhkolot Terendam, Aktivitas Warga Lumpuh

Yuga Hassani - detikJabar
Jumat, 05 Des 2025 10:28 WIB
Jalan Raya Dayeuhkolot Terendam, Aktivitas Warga Lumpuh
Banjir di Dayeuhkolot Bandung (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Kabupaten Bandung -

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Bandung sejak Kamis (4/12) kembali membawa dampak besar bagi warga Dayeuhkolot. Pada Jumat (5/12/2025), Jalan Raya Dayeuhkolot berubah menjadi lautan air setinggi lutut hingga pinggang orang dewasa. Arus lalu lintas langsung lumpuh, membuat warga hanya bisa bertahan atau mencari cara lain untuk melintas.

Di lokasi, sejumlah warga memilih berjalan kaki sambil menenteng sepatu dan celana digulung tinggi. Sebagian lainnya memanfaatkan jasa delman yang masih bisa menembus genangan. Sementara itu, para pengendara motor yang nekat mencoba peruntungan justru harus pasrah mendorong motornya yang mogok dihantam air.

Sebuah truk bermuatan gelondongan kayu juga tak bisa lolos. Kendaraan besar itu terhenti tepat di tengah genangan, tak bergerak sedikit pun, dan membuat situasi bertambah semrawut. Ketinggian air di ruas utama Dayeuhkolot mencapai 50 sentimeter hingga satu meter. Di tengah kekacauan itu, beberapa anak kecil justru menjadikan banjir sebagai arena bermain dan berenang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak jauh dari sana, titik banjir lain muncul di Jalan Raya Moh Toha, tepat di depan Metro Garmen. Sejumlah kendaraan tampak berjuang menembus air setinggi 40-60 sentimeter.
Di tengah kondisi tersebut, Nita Nurhalisa (26) terlihat berjalan perlahan membawa barang-barangnya.

ADVERTISEMENT

"Saya dari Bojongasih, habis dari saudara baru pulang lagi ke Bojongasih," ujarnya.

Nita menjelaskan bahwa banjir mulai naik sejak hujan deras mengguyur sejak Kamis siang hingga sore. Debit air Sungai Citarum melonjak dan meluap ke permukiman.

"Ini dari kemarin, kemarin kan hujan dari siang sampai sore airnya naik sampai malam," katanya.

Rumah Nita di Bojongasih terendam hingga 1,5 meter. Karena itu, ia beserta keluarga memilih bermalam di rumah saudara.

"Iya kalau di Bojongasih dalam banget. Dari sepinggang orang dewasa sampai ada yang paling dalam hingga 1,5 meter," jelasnya.

Banjir di Dayeuhkolot BandungWarga Menaiki Delman Saat Banjir Rendam Dayeuhkolot Bandung Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Lahir dan besar di Dayeuhkolot, Nita mengaku banjir sudah menjadi bagian dari hidupnya. "Saya dari lahir di sini. Sebenarnya sih emang bosen, tapi mau gimana lagi. Banjir di sini mah sering setiap musim hujan, jadi sudah langganan dari saya kecil juga," ucapnya.

Usaha konveksi rumahan yang ia jalankan pun terpaksa berhenti sementara. "Saya kerja sih kebetulan kerja di rumah ada usaha konveksian gitu. Cuma terkendala gitu pengiriman kalau sampai banjirnya tinggi, terus mati listrik juga," katanya.

Ia menyadari pemerintah telah melakukan berbagai upaya, termasuk kolam retensi dan peninggian jalan. Namun menurutnya, perbaikan saluran air masih perlu ditingkatkan.

"Tapi kan kalau lihat kondisi cuaca sama keadaan kayak gini ya mau gimana lagi gitu. Cuma saya saran aja mungkin untuk pengairan atau saluran ya mungkin bisa lebih diperbaiki," ucap Nita.

Ia berharap kondisi segera membaik. "Semoga semuanya yang kebanjiran semoga diberi kesabaran kesehatan terutama kasihan yang pada pulang kerja motornya Iya, harus macet-macetan sampai malam kan saya lihat di sosmed," pungkasnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads