Ka'bah, bangunan suci yang menjadi pusat ibadah umat Islam di Makkah, dikenal selalu tertutup rapat dan hanya dibuka untuk kepentingan tertentu dari Kerajaan Arab Saudi atau kebutuhan pemeliharaan rutin. Selama berabad-abad, kunci Ka'bah berada di keluarga Bani Syaibah, yang memegang amanah tersebut secara turun-temurun.
Asal-usul Penjaga Kunci Ka'bah
Sejarah panjang pemegang kunci Ka'bah dapat ditelusuri jauh sebelum lahirnya Islam. Melansir detikHikmah dalam buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad karya Moenawar Khalil, disebutkan bahwa kunci Ka'bah awalnya berada di tangan keturunan Hulail al-Khuza'y, pemimpin Khuza'ah yang saat itu berkuasa di Hijaz dan menjadi penjaga Ka'bah.
Pada abad ke-5 Masehi, putri Hulail, Hubayya, menikah dengan Qushayyi, kakek buyut Nabi Muhammad SAW dari keturunan Ismail. Menjelang wafat, Hulail mewariskan tugas penjagaan Ka'bah kepada Hubayya, namun sang putri menolak dengan alasan tidak sanggup memikul amanah besar tersebut. Upaya menyerahkan amanah itu kepada putra Hulail juga gagal, sehingga akhirnya Hulail menurunkannya kepada menantunya, Qushayyi.
Keputusan tersebut memicu perselisihan antara Bani Khuza'ah dan Qushayyi. Setelah konflik dan peperangan, kedua pihak mencapai kesepakatan untuk menyerahkan kunci Ka'bah kepada Qushayyi, pewaris keturunan Nabi Ismail.
Dari Qushayyi hingga Bani Syaibah
Setelah berkuasa, Qushayyi menata pemerintahan Hijaz secara lebih terstruktur. Ia membentuk enam majelis untuk mengelola berbagai urusan, termasuk Majelis Al-Hijabah, yang bertanggung jawab atas penjagaan Ka'bah.
Amanah itu kemudian diwariskan secara berjenjang dari Qushayyi kepada putranya Abdu Manaf, lalu ke Hasyim, kemudian kepada Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW, dan akhirnya kepada Utsman bin Thalhah dari Bani Syaibah.
Pada peristiwa Fathu Makkah tahun 630 M, Nabi Muhammad SAW menaklukkan Makkah dan memulihkan kemuliaan Ka'bah.
Dalam riwayat yang dikutip Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Zadul Ma'ad, Rasulullah SAW meminta kunci dari Utsman bin Thalhah kemudian mengembalikannya sebagai bentuk penghormatan terhadap amanah keluarga itu.
Rasulullah bersabda, "Ambillah kunci ini untuk selama-lamanya. Tidak ada yang dapat merampasnya dari kalian kecuali orang yang zalim. Wahai Utsman, sungguh Allah telah memberikan kalian amanah penjagaan rumah-Nya. Maka makanlah dari apa yang diberikan kepada kalian dari rumah Allah ini dengan cara yang makruf."
Sejak saat itu, kunci Ka'bah secara resmi berada dalam penjagaan Bani Syaibah dan diwariskan turun-temurun hingga kini.
Penjaga Kunci Ka'bah Saat Ini
Pemegang kunci Ka'bah saat ini adalah Syekh Abdul Wahab bin Zain Al-Abidin Al-Shaibi, keturunan tertua dari keluarga Al-Shaibi. Pada 24 Juni 2024, Kerajaan Arab Saudi menggelar prosesi adat resmi untuk menyerahkan kunci Ka'bah kepadanya. Ia menjadi penjaga dan pemegang kunci Ka'bah ke-78 dalam garis keturunan Bani Syaibah.
Amanah ini tetap dijunjung sebagai kehormatan besar dan simbol kelestarian tradisi yang sudah bertahan lebih dari 15 abad.
Artikel ini sudah tayang di detikHikmah
Simak Video "Video: Polisi Tangkap 6 Tersangka Baru Kasus Penjualan Bayi ke Singapura"
(kri/dir)