Ida Sinaga, menjalani hari-harinya dengan lebih berwarna. Ia sedang merajut asa memperbaiki hidupnya yang sempat berantakan sepeninggal sang suami beberapa tahun lalu.
Kehidupan wanita 45 tahun itu sempat goyang, tak ada pegangan. Ia beralih jadi tulang punggung keluarga demi menghidupi anaknya-anaknya. Namun tak semudah itu ia bisa menghasilkan uang.
Sempat luntang lantung di lembah kemiskinan ekstrem, Ida bersiap menyambut masa depan yang baru. Sudah hampir 5 bulan ini ia tinggal di asrama UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karya (PPSGBK) Dinas Sosial Jawa Barat.
Selama lima bulan itu, Ida berstatus sebagai warga binaan Dinas Sosial. Ia menjalani hari-hari dengan 50-an warga binaan lain dengan latar belakang yang nyaris serupa. Ada pengamen jalanan, gelandangan, pengemis, hingga yang mengalami stres berat, namun semuanya bermuara pada kesulitan ekonomi.
"Saya dari Juli sudah di sini, akhir bulan ini saya lulus dari program warga binaan di Dinas Sosial. Pastinya ingin bisa punya penghasilan biar enggak hidup susah lagi," kata Ida saat ditemui, Kamis (13/11/2025).
Sejak awal kedatangannya ke asrama tersebut, ia sudah ditanya soal apa yang ingin dilakukannya setelah kembali ke rumah. Ida ingin membuka usaha kue kering sebagai sumber pemasukannya.
"Ada yang mau jadi tukang cukur, kemudian bertani, kalau saya ingin buka usaha kue. Katanya nanti akan dikasih modal usaha dulu terus buat ngontrak selama 3 bulan," kata Ida.
Ia dan warga binaan lainnya berharap bisa mengubah takdir. Semua dilakukan demi anak-anak mereka, terlebih anak Ida saat ini masih menempuh pendidikan di TK yang ada di dalam asrama UPTD PPSGBK di Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
"Anak sekarang masih sekolah di sini, alhamdulillah bisa sekolah gratis. Mudah-mudahan nanti bisa lanjut sekolah di luar setelah pulang dari sini," kata Ida.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan datang langsung menemui para warga binaan. Ada 50 warga binaan yang sedang menjalani berbagai pelatihan mulai dari bertani, mencukur, hingga memasak. Bagi mereka yang akan bertani, sudah disiapkan lahan dan bibit tanaman kopi serta alpukat untuk ditanam.
"Untuk bibit alpukatnya ada 500 bibit, bibit kopi totalnya ada 10.500 pohon. Ditanam di area lahan UPTD PPSGBK dan dirawat oleh warga binaan. Ada juga yang memilih profesi lain, semua demi pemberdayaan sosial," kata Erwan.
Erwan menyebut nantinya hasil dari pohon alpukat serta kopi yang ditanam bisa memberikan jalan keluar para penyandang masalah sosial itu hidup lebih baik kedepannya.
"Kita sudah siapkan pangsa pasarnya, pasar sudah menunggu jadi tidak usah khawatir soal penyalurannya. Kebutuhan kopi di Jawa Barat sebetulnya juga masih sangat kurang," kata Erwan.
Simak Video "Video: Orang Miskin di Jatim Terbanyak, Tapi Pertumbuhan Ekonominya Naik"
(dir/dir)