Keracunan MBG di 3 Daerah Jabar, Berikut Rekap Kasusnya

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 02 Okt 2025 07:31 WIB
Puluhan siswa SMPN 3 Banjar, Jawa Barat, diduga keracunan MBG, Rabu (1/10/2025). (Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar)
Bandung -

Rekap keracunan MBG hari ini menyingkap cerita serentak dari tiga daerah di Jawa Barat. Pada Rabu (1/10/2025), puluhan pelajar dari Pangandaran, Tasikmalaya, hingga Kota Banjar mendadak jatuh sakit setelah menyantap menu makan bergizi gratis (MBG).

Perut mual, kepala pusing, hingga muntah-muntah membuat suasana sekolah berubah panik, dan satu per satu siswa dilarikan ke puskesmas maupun rumah sakit terdekat.

Delapan Siswa MI Attarbiyah di Pangandaran

Kasus pertama terjadi di MI Attarbiyah Leuwiliang, Desa Kertajaya, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran. Delapan siswa, terdiri dari enam laki-laki dan dua perempuan, tumbang setelah menyantap menu ayam kecap dan capcay. Mereka sempat dibawa ke Puskesmas Cigugur sekitar pukul 09.00 WIB.

Kepala Puskesmas Cigugur, Suharna, membenarkan kejadian tersebut. "Namun untuk penyebabnya masih dalam pemeriksaan," ujar Suharna.

Ia menambahkan hingga siang hari, sebagian siswa sudah pulang. "4 Orang masih dirawat sekarang, dan sedang dilakukan pemeriksaan," katanya.

Guru MI Attarbiyah, Tati, menjelaskan gejala yang dialami muridnya. "Gejala yang mereka rasakan mulai sakit perut, muntah, mual dan pusing," ungkap Tati.

Meski demikian, ia menilai makanan yang dihidangkan tidak tampak basi. "Menunya ayam kecap dan capcay. Dilihat tadi enggak ada baunya," katanya.

Puluhan Siswa SMK Negeri Cipatujah di Tasikmalaya

Di Kabupaten Tasikmalaya, puluhan siswa SMK Negeri Cipatujah juga mengalami hal serupa. Mereka menyantap menu MBG berisi ayam, tahu, timun, nasi, dan jeruk, sebelum akhirnya merasakan gejala sakit perut, mual, diare, hingga pusing.

Kepala Desa Padawaras, Yayan Siswandi, mengatakan sebagian korban ditangani seadanya. "Ini ditangani di ambulans, sebagian ditangani di Pustu Padawaras, belum keluar, nunggu antrian," tutur Yayan.

Kepala Puskesmas Cipatujah, Cepi Anwar, mengaku kewalahan. "Benar pak ada yang alami gejala keracunan, sedang kami tangani. Agak kelabakan pak, agak banyak. Jadi yang datang ini nyicil," ujar Cepi.

Ia menyebut sebagian siswa tidak hanya dirawat di Cipatujah. "Ada yang masih di Puskemas Pembantu Padawaras dan ada yang dirumahnya. Kami masih mengumpulkan data. Gejala korban memang beragam," kata Cepi.

Enam siswa lainnya bahkan dibawa ke Puskesmas Bantarkalong. "Kami menerima pasien dari Cipatujah ada enam orang. Dugaannya masih sama dengan yang di Puskesmas Cipatujah," ungkap Kepala Puskesmas Bantarkalong, Riski Tazali.

Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Alayubi, memastikan pemerintah daerah langsung turun tangan. "Informasi yang kami terima ada keracunan di Cipatujah. Saya sudah tugaskan pemerintah Kecamatan dan Puskesmas Cipatujah agar bekerja maksimal menangani korban," ujar Asep.

Ia menambahkan, kasus ini menjadi bahan evaluasi besar sesuai arahan gubernur. "Bagaimana arahan Pak Gubernur intinya semua pihak harus memperbaiki standar dalam pelayanan Program MBG," kata Asep.




(sya/iqk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork