Wilayah Jawa Barat Selatan atau Priangan Timur (Priatim) memiliki potensi besar.Kawasan yang terdiri dari Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran ini dapat dikatakan mutiara yang masih terpendam, belum mampu bersinar memaksimalkan potensinya.
Kumpulan daerah ini seperti paket komplit yang saling melengkapi.Pangandaran pusat wisata, Ciamis kawasan pertanian, Kota Tasikmalaya pusat perdagangan dan jasa, Garut industri kreatif, Kabupaten Tasikmalaya lumbung pertanian dan Banjar menjadi wajah Jawa Barat dari arah Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua wilayah ini juga memiliki pesona dan potensi sumber daya alam yang besar. Gunung, laut, hutan, perkotaan, semua ada di Priangan Timur.
Namun pada kenyataannya, kawasan ini belum bisa tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Jabar Selatan belum mampu menjadi magnet investasi kelas kakap. Angka kemiskinan masih jadi PR besar bagi masing-masing Kepala Dserah di wilayah ini.
Ada banyak kendala yang dihadapi, sehingga pertumbuhan Jabar Selatan khususnya Priangan Timur seakan tertatih. Satu dari deretan hambatan yang dihadapi Priangan Timur adalah aksesibilitas.
Kawasan ini boleh jadi satu-satunya wilayah di Jawa Barat yang belum tersentuh jalan tol.Kawasan Bandung dan sekitarnya sudah punya dua akses tol strategis, tol Cipularang dan tol Cisumdawu, akses yang membuka jalur ke ibu kota dan ke kawasan Pantura. Bahkan Pantura sudah ada juga tol Cipali.
Kemudian kawasan Bogor, Cianjur dan Sukabumi sudah punya tol Bocimi.
Aksesibilitas dari dan menuju Priangan Timur masih mengandalkan jalan peninggalan Belanda, yang kini sudah dianggap tak lagi memadai.
Jalan lurus dan lebar ke Priangan Timur sejauh ini masih berada di atas kertas.Pembangunan tol Gedebage - Tasikmalaya -Cilacap (Getaci) sudah direncanakan, namun belum terwujud.
Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra membenarkan bahwa akses jalan menjadi satu kendala yang dihadapi masyarakat Tasikmalaya dan Priangan Timur.
"Hari ini saja ada tamu dari Jakarta, keluhannya satu, ketika mereka datang, lumayan jalurnya kalau ke Tasikmalaya repot juga jalannya. Nah ini berarti mengindikasikan kunjungan-kunjungan dari daerah lain ke wilayah Priangan ini menjadi terhambat, karena akses jalan yang seperti kondisi hari ini, berkelok-kelok, macet dan segala macam," kata Diky, Kamis (18/9/2025).
Diky mengatakan rencana pembangunan tol Getaci akan membawa dampak positif bagi Tasikmalaya dan Priangan Timur. Pergerakan orang dan barang akan semakin lancar, karena waktu tempuh bisa dipangkas hingga 40 persen. Upaya membuka akses transportasi juga kata Diky tak hanya menantikan realisasi pembangunan tol Getaci, tapi berusaha juga membuka akses moda transportasi lain.
"Dengan adanya Tol Getaci, pasti akan memberikan dampak positif. Selain itu kita juga ingin ada reaktifasi Bandara Wiriadinata, menjalin hubungan dengan PT Kereta Api Indonesia. Itu adalah salah satu upaya cari solusi dari permasalahan ini," kata Diky.
Jika akses jalan sudah bagus, menurut Diky dampaknya akan sangat besar. Peluang Tasikmalaya untuk menjadi pusat perdagangan di wilayah Priangan semakin terbuka.
"Kalau akses jalan sudah bagus otomatis ke depan kita harus punya terminal agro atau segala macam, sehingga dari Garut, Banjar dan daerah lainnya bisa tak perlu ke Pasar Caringin Bandung, bisa di Tasik," kata Diky.
Diky juga menegaskan komitmen Pemkot Tasikmalaya untuk mendukung penuh rencana pembangunan tol Getaci itu. Pemkot, kata dia, akan memainkan peranannya dengan maksimal untuk memastikan rencana pembangunan tol Getaci bisa lancar.
Meski di sisi lain, dia juga mengingatkan agar pembangunan tol tetap memperhatikan kondisi lingkungan. Sebisa mungkin pembangunan tol tidak mengorbankan lahan-lahan produktif, sumber air dan sebagainya.
"Harapan kami dengan adanya tol Getaci ini jangan sampai memberikan dampak tak ramah lingkungan atau menutup jalan air atau DAS, mengorbankan sawah produktif dan lainnya. Soal ini kita memang belum tahu karena semua perencanaannya dari pusat," kata Diky.
Tapi dia meyakini Pemerintah Pusat akan memperhatikan dampak lingkungan dari rencana pembangunan jalan tol ini.
"Pasti pusat tak akan asal membangun, setahu saya pembangunan itu harus melalui KLS, Kajian Lingkungan Strategis. Ketika pembangunan masih mengacu ke KLS, segala sesuatunya baik amdalnya, dampak lingkungannya dan lainnya efek dari pembangunan itu pasti aman," kata Diky.
Sementara itu terkait perkembangan terbaru dari realisasi pembangunan tol Getaci, Diky mengaku belum mendapatkan informasi lanjutan. Bahkan terkait rencana lokasi pintu keluar atau exit tol Getaci di wilayah Kota Tasikmalaya pun, Diky mengaku belum mendapatkan informasi.
"Kalau itu (exit tol Kota Tasikmalaya) belum ya, baru gambaran kasar aja. Kalau nggak salah exit tol kita di wilayah Mangkubumi. Namun saya akan mencari tahu secepatnya ya, nanti diinfokan kembali," pungkas Diky.
Dari informasi yang dihimpun detikJabar, perkembangan terbaru pembangunan tol Getaci masih berada di tahap pengadaan atau pembebasan lahan. Tol Getaci direncanakan membentang sepanjang 206,65 kilometer dengan total empat seksi.
(dir/dir)