Provinsi Jawa Barat berulang tahun ke-80. Di awal-awal terbentuk, pemerintahan provinsi Jawa Barat ini banyak mengalami dinamika.
Hal ini berkaitan dengan belum usainya konflik atau upaya penjajahan Belanda, selepas Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 19 Agustus 1945.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gonjang-ganjing eksistensi Provinsi Jawa Barat pun berdampak sampai ke Tasikmalaya. Gubernur Jawa Barat keempat, Raden Mas Sewaka sempat mengungsi ke Tasikmalaya dan menjalankan roda pemerintahan dari Tasikmalaya.
Itulah sebabnya, muncul asumsi jika Tasikmalaya pernah menjadi ibu kota Provinsi Jawa Barat. Ketika itu Gubernur Sewaka bergerilya di pelosok Tasikmalaya, sebelum akhirnya tertangkap oleh Belanda.
Maka tak heran jika nama Gubernur Sewaka ini diabadikan menjadi nama jalan di Tasikmalaya. Jalan protokol di Kota Tasikmalaya ini menjadi penanda jika Gubernur Jawa Barat Sewaka, pernah menjalankan roda pemerintahan dari Tasikmalaya.
![]() |
Rangkaian peristiwa Gubernur Jawa Barat mengungsi ke Tasikmalaya ini, tidak terlepas dari peristiwa Bandung Lautan Api pada 23 Maret 1946.
Sebagaimana diketahui saat itu, penjajah Belanda atau NICA, meminta pemerintah Indonesia untuk mengosongkan Bandung. Mereka masih berniat bercokol untuk menjajah kembali.
Tapi pejuang dan masyarakat Bandung tak sudi dijajah lagi, mereka lebih memilih membumihanguskan Bandung dan mengungsi. Kemudian pemerintahan Provinsi Jawa Barat dialihkan ke Tasikmalaya.
"Kondisi Tasikmalaya dianggap mendukung karena fasilitas lengkap dan kondisi alamnya mendukung, kemudian militansi masyarakatnya pun tinggi untuk mempertahankan kemerdekaan," kata Agung Ilham Setiadi, penulis buku 'Bergerilya Bersama Sewaka, Mengenang Jejak Sang Penyelamat Jawa Barat', Selasa (19/8/2025).
Agung Ilham mengatakan kegigihan Gubernur Sewaka mempertahankan Provinsi Jawa Barat dianggap luar biasa.
Apa lagi di masa itu, situasi politik nasional, khususnya Tasikmalaya dalam kondisi tidak menentu. Setidaknya ada 3 kekuatan politik yang berpengaruh di Tasikmalaya saat itu, yakni pemerintahan Soekarno, Belanda dan DI/TII.
Baca juga: Soembono Achmadin, Perwira Sunyi dari Cibiru |
Kemudian ada juga dinamika pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) yang memunculkan adanya Negara Pasundan.
"Kegigihan sosok Gubernur Sewaka ini luar biasa, dia bergerilya di pelosok Tasikmalaya untuk mempertahankan eksistensi Provinsi Jawa Barat," kata Agung.
Menurut penelusuran Agung Ilham, ketika di Tasikmalaya, Gubernur Sewaka menempati sebuah rumah di Lebaksiuh, sebuah kampung di wilayah Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya.
"Di Lebaksiuh sekitar 7 bulan, lalu pindah ke wilayah Cipatujah," katanya.
Kemudian pindah lagi ke daerah Tawangbanteng di Kecamatan Sukaratu yang merupakan wilayah kaki Gunung Galunggung.
"Pada Maret 1948, Gubernur Sewaka akhirnya tertangkap Belanda dan dipenjara," kata Agung Ilham.
(dir/dir)