Di tengah meningkatnya persoalan sampah yang menjadi tantangan di banyak daerah, Kabupaten Ciamis justru tampil sebagai contoh positif. Berkat inovasi dan kesadaran warganya, daerah ini dinilai berhasil mengelola sampah secara efektif dan berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mengantarkan Ciamis meraih penghargaan tertinggi di bidang kebersihan yakni Anugerah Adipura Kencana dan Adipura berturut-turut 11 kali.
Pemkab Ciamis melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) berhasil menekan volume sampah residu yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sebagian besar sampah dikelola langsung oleh pemerintah bersama masyarakat.
Baca juga: Para Pencari Sinyal di Pelosok Jawa Barat |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala DPRKPLH Ciamis Giyatno mengatakan, dengan jumlah penduduk 1,2 juta jiwa dan produksi sampah mencapai sekitar 579 ton per hari. Ciamis saat ini sudah mampu mengelola 42 persen sampah melalui masyarakat dan 41 persen oleh pemerintah.
"Sisanya menjadi pekerjaan rumah akan diselesaikan secara bertahap. Yang terpenting adalah kesadaran. Mari kelola sampah dengan bijak, dari rumah, dari hati. Karena lingkungan bersih dan sehat adalah tanggung jawab kita bersama," katanya.
Pemkab Ciamis terus menghadirkan sejumlah inovasi dalam penanganan sampah. Upaya tersebut meliputi pembangunan bank sampah secara masif, pendirian TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, Recycle), hingga pengoperasian TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu).
Ada pun kebijakan yang dilakukan Pemkab dengan menerbitkan Perda Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah, serta Perbup Nomor 32 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.
Berikut beberapa upaya pengelolaan sampah yang dilakukan Pemkab Ciamis dan masyarakatnya.
Bank Sampah
Kehadiran bank sampah yang dijalankan Pemerintah Kabupaten Ciamis menjadi salah satu inovasi paling menonjol dalam upaya penanganan sampah. Inisiatif ini diawali dengan pendirian Bank Sampah Induk di wilayah perkotaan pada 2017, yang kini berkembang pesat hingga ke tingkat desa dan kelurahan.
Bank Sampah Induk awalnya melayani kelompok nasabah dari berbagai kalangan, mulai dari instansi pemerintahan, perusahaan swasta, toko, hingga kelompok masyarakat. Seiring berjalannya waktu, konsep ini berkembang dengan lahirnya bank sampah unit di desa dan kecamatan. Saat ini, tercatat sudah ada 305 unit bank sampah yang tersebar di seluruh Kabupaten Ciamis dengan ribuan nasabah aktif.
![]() |
Bank Sampah Induk berperan sebagai pusat penampungan sampah yang dikumpulkan dari ratusan unit bank sampah di desa. Sampah yang dikelola tidak hanya berupa plastik, tetapi juga mencakup sampah organik dan minyak jelantah. Semua hasil pengelolaan sampah kemudian dikonversi menjadi tabungan bagi nasabah.
Dengan sistem yang terstruktur, keberadaan bank sampah berhasil memaksimalkan pengelolaan sampah di Ciamis. Tak hanya membantu mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), program ini juga mendorong partisipasi masyarakat dalam memilah sampah sejak dari rumah.
Bank Sampah Ciamis yang konsisten dalam mengelola sampah pun mendapat penghargaan di tingkat nasional. Pada tahun 2023, bank sampah Ciamis menjadi terbaik kedua tingkat nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam kegiatan Festival Hari Peduli Sampah Nasional.
Bank sampah Ciamis juga telah menjadi temast studi tiru sejumlah daerah dalam pengelolaan sampah. Baik dari pemerintahan tingkat kabupaten/kota atau provinsi di Indonesia, perguruan tinggi hingga organisasi.
Pengelolaan bank sampah di Ciamis berbeda dengan sistem jual beli rongsok. Dalam bank sampah, masyarakat mendapat edukasi dan juga berbasis pemberdayaan, bukan hanya sekadar menjual sampah, namun juga diberikan pengetahuan bagaimana cara mengelola sampah dari rumah.
Sedekah Sampah
Ada pun inovasi penanganan sampah yang bernuansa sosial dengan pendekatan agama yakni adanya sedekah sampah. Di mana, Pemkab Ciamis menyediakan sejumlah tempat sampah khusus. Nantinya sampah itu diuangkan dan hasilnya disumbangkan untuk kegiatan keagamaan dan lainnya.
"Memadukan pendekatan sosial dan agama dalam pengelolaan sampah," kata Giyatno.
Pasukan Ungu
![]() |
Pemkab Ciamis pun memiliki pasukan ungu yang berjumlah 283 orang. Tugas mereka membersihkan sejumlah ruang terbuka hijau hingga jalan raya setiap hari di wilayah perkotaan Ciamis. Mereka pun siap siaga melakukan pembersihan sampah ketika selesai even-even besar digelar.
Pasukan ungu atau petugas kebersihan Ciamis ini terbilang tangguh. Mereka tidak kenal panas maupun hujan sampai pekerjaannya selesai membersihkan jalanan dari sampah.
"Mereka bertugas di berbagai titik seperti jalan, taman, pasar, hingga TPA. Motivasi mereka sederhana tapi berdampak, yakni pantang pulang sebelum bersih," jelasnya.
Baca juga: Bangganya Pria Prancis Punya Nama Asep |
Inovasi Bank Sampah di Desa
![]() |
Sejumlah bank sampah di desa-desa Kabupaten Ciamis memiliki inovasi unik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Di Desa Sukamulya, Kecamatan Baregbeg, misalnya, warga dapat menabung sampah untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Sementara itu, Bank Sampah Kartini di Desa Imbanagara Raya, Kecamatan Ciamis, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menukarkan hasil tabungan sampah dengan kebutuhan pokok. Adapun Bank Sampah Saluyu di Desa Ciparigi, Kecamatan Sukadana, menghadirkan program "Kabungah Bapa" atau Kegiatan Nabung Sampah untuk Bayar Pajak Motor. Inovasi tersebut hanya sebagian saja, masih banyak inovasi Bank sampah di desa lainnya yang dapat membantu meringankan masyarakat hanya dari sampah.
(yum/yum)