Menguji Kesabaran di Bawah Flyover Kiaracondong Bandung

Menguji Kesabaran di Bawah Flyover Kiaracondong Bandung

Wisma Putra - detikJabar
Jumat, 01 Agu 2025 10:00 WIB
Situasi di bawah Flyover Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (1/8/2025) pagi.
Situasi di bawah Flyover Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (1/8/2025) pagi. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Pengendara melawan arus hingga pedagang berjualan di bahu jalan, hal itu bikin Niken (28) geleng-geleng kepala saat melintasi Jalan Ibrahim Adjie (Kiaracondong), Kota Bandung, tepatnya di bawah Flyover Kiaracondong.

Niken yang merupakan pendatang asal Jakarta mengaku heran dengan kemacetan yang terjadi di jalan tersebut. Apalagi kemacetan diakibatkan hal yang menurtnya seharusnya dapat diantisipasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Niken, sudah hal biasa pengendara motor melawan arus lalu lintas di jalan tersebut. Dibutuhkan kesadaran tinggi bagi para pengendara agar tidak melanggar lalu lintas.

"Sepertinya susah buat menaati peraturan, tiap hari seperti ini, pengendara yang melawan arus banyak," kata Niken, Jumat (1/8/2025).

ADVERTISEMENT

Niken mengaku emosi saat para pelanggar lalu lintas ini melintas dengan menunjukkan wajah 'dingin'. "Wajahnya tuh lurus-lurus saja, seperti orang benar saja, padahal salah. Nggak kebayang kalau yang pakai mobil seperti apa kesalnya," ucap Niken.

Situasi di bawah Flyover Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (1/8/2025) pagi.Situasi di bawah Flyover Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (1/8/2025) pagi. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)

Apalagi menurut Niken, di pagi hari banyak pedagang yang berjualan di bahu kiri dan kanan jalan. Para pengendara yang melintas pun ibarat menerobos jalan di pasar.

"Ini kan jalan umum, kok mereka berjualan nutup jalan gitu,. Nah, kebiasaan-kebiasaan seperti ini harus diperbaiki dan jangan dinormalisasi," tuturnya.

"Pemerintah jangan diam. Hal-hal seperti ini kan bisa diantisipasi. Bandung kan kota macet, kalau dibiarkan predikat kota macetnya bakal terus melekat," tambah Niken.

Keluhan serupa dikatakan Alwi (36), sopir truk boks itu mengaku kerap kesulitan mengemudikan truknya saat menerobos keramaian di jalan tersebut.

"Kalau ada yang lawan arus, jaraknya berdekatan, jujur nggak kelihatan, apalagi nggak pakai kernet. Saya suka agak sedikit berdiri agar nggak ada yang ketabrak," kata Alwi.

Alwi mengatakan, dia kerap mengantarkan stok makanan ke minimarket-minimarket yang ada di kawasan Kiaracondong. Ia berharap pemerintah bertindak supaya jalan tersebut tidak menjadi langganan kemacetan.

"Ya, harus ada tindakan, supaya ada perubahan. Kalau dibiarkan, macet bakal terus terjadi. semoga pemerintah segera turun tangan," pungkasnya.

(wip/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads