Seorang warga lanjut usia (lansia) ditemukan meninggal dunia di Kampung Cilongkeang, Desa Dirgahayu, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (31/7/2025).
Korban diketahui bernama Karna (96), warga kampung setempat. Karna meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan, sejumlah luka bacokan ditemukan di bagian kepala.
Korban diduga menjadi korban pembunuhan, tapi polisi masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Polisi sudah mengamankan seorang pria yang merupakan tetangga korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Balada Warga Jabar di Desa Susah Sinyal |
Dadang (63), keponakan korban mengatakan, Karna ditemukan oleh seorang pengendara ojek yang melintas di kampung itu sekitar pukul 03.30 WIB.
"Ditemukan sama tukang ojek, sekitar setengah empat pagi. Posisinya telungkup," kata Dadang di kamar mayat RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya.
Tukang ojek tersebut kemudian memberi tahu warga. Sontak warga berdatangan untuk memberikan pertolongan.
"Saat itu memang sudah tidak ada (meninggal), langsung dibawa ke rumah. Karena masih gelap, belum terlihat ada luka bacokan," kata Dadang.
Setelah sampai rumah, barulah keluarga dan warga mendapati lumuran darah yang membanjiri tubuh korban.
"Pas di rumah baru ketahuan, ternyata di balik sorban yang dipakai Mang Karna banyak darah, ada banyak luka bacokan," kata Dadang.
Seketika itu warga geger dan sebagian langsung melapor ke polisi. Dadang mengatakan, meski sudah sepuh, Karna setiap pagi hari selalu menyempatkan pergi ke masjid.
"Jam 3 pagi biasanya sudah berangkat ke masjid, salat Subuh. Walau sudah usia 96 tahun, almarhum masih kuat. Dia veteran, ikut berjuang waktu zaman gerombolan (pemberontakan DI/TII)," kata Dadang.
Polisi yang datang kemudian, langsung melakukan penyelidikan. Tapi warga sudah memiliki kecurigaan jika pelaku yang menghabisi Karna adalah pria inisial A, yang merupakan tetangganya.
Warga curiga karena selama ini A yang merupakan lansia berusia 70 tahunan, dianggap memiliki gangguan kejiwaan. Dia sering membawa senjata tajam berkeliaran dan meresahkan warga kampung setempat.
"Dari awal juga sudah curiga sama dia, dia memang stres, kemana-mana selalu bawa golok, kapak, pisau. Warga nggak ada yang berani, dia juga galak," kata Dadang.
Perilaku A yang agresif dan selalu membawa senjata tajam dibenarkan oleh Ecang (57), kerabat korban yang lain.
"Dia (terduga pelaku) edan eling (sakit jiwa kambuhan), kalau lagi kumat galak. Contohnya asal melihat kucing, pasti ditebas pakai golok, tersinggung sedikit mengamuk," kata Ecang.
Meski sudah usia 70-an, tapi terduga pelaku masih cukup perkasa dengan perawakan tinggi besar. Sehingga tak ada warga yang berani, apalagi dia selalu membawa senjata tajam.
Sesaat setelah kejadian pun, menurut Dadang dan Ecang, A sempat datang ke rumah duka. Dia bertanya-tanya ada apa, kemudian dia juga sempat mengacak-acak police line yang dipasang polisi.
"Akhirnya sama polisi diringkus, pelan-pelan diajak mengobrol sambil ngopi, terus diringkus. Sekarang sudah dibawa sama polisi," kata Dadang.
Proses penangkapan ini pun tak mudah, butuh sekitar 10 orang untuk meringkus pria gaek ini. Dia mengamuk, beruntung polisi lebih sigap sehingga dia berhasil diringkus.
"Tangan dan kakinya diborgol, maklum orang sakit seperti itu, mungkin tenaganya lebih besar. Ada 10 orang yang meringkusnya," kata Dadang.
Sementara itu Kapolsek Kadipaten AKP Agus Rusman membenarkan, adanya kejadian itu.
"Ya kejadian subuh, korbannya meninggal dunia," kata Agus.
Terkait pelaku aksi kejahatan itu, Agus membenarkan,ac pihaknya sudah mengamankan seorang pria. Tapi masih dalam proses penyelidikan.
"Penangkapan terduga pelaku ada, tapi masih dalam tahap dugaan," kata Agus sambil menjelaskan jika perkara itu sudah ditangani Sat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota.
(mso/mso)