Sebanyak 67 perahu nelayan di Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur karam akibat dihantam gelombang tinggi. Beberapa perahu tak bisa diselamatkan atau dievakuasi.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cianjur Relly Herajaya, mengatakan sejak Selasa 29 Juli 2025, gelombang di pantai selatan Cianjur cukup tinggi mencapai 3 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, gelombang tinggi akibat cuaca buruk menyebabkan perahu nelayan yang terparkir di tepi dermaga karam, mulai dari setengah bagian hingga tenggelam seluruhnya.
"Total perahu nelayan di Jayanti mencapai 1.000 unit. Biasanya ada yang disimpan di tepi dermaga, dengan dipasang tali pengikat. Tapi karena gelombang tinggi, talinya terputus dan perahunya jadi tenggelam," kata Relly, Rabu (30/7/2025).
Menurut dia, hingga Rabu sore tercatat atau 67 unit perahu yang tenggelam. Bahkan lima diantaranya tak akan terselamatkan sebab tersapu ke tengah laut.
"Jadi selama dua hari ini ada 67 perahu yang tenggelam. Kemarin ada 40 perahu, dan hari ini 27 perahu. Ada yang sampai rusak parah serta terbawa ke tengah, sehingga tak mungkin terselamatkan," jelas Relly.
"Ini yang terparah. Memang setiap tahun ada kejadian ini karena cuara. Tapi sekarang jumlahnya sampai puluhan. Biasanya hanya beberapa atau maksimal belasan perahu yang terdampak," tambahnya.
Dia mengatakan para nelayan masih mencoba berusaha mengevakuasi perahu yang tenggelam di dekat dermaga. "Sebagian sudah ada yang bisa dievakuasi. Rencananya Kamis (31/7/2025) pagi dilanjutkan jika cuaca membaik," katanya.
Dia menyebut akibat kejadian tersebut kerugian ditaksir mencapai Rp 5 miliar. "Satu perahu mencapai 80 juta. Jadi dengan jumlah tersebut kerugian bisa sampai Rp 5 miliar lebih," ungkap Relly.
Di sisi lain, Kasat Polairud Polres Cianjur, AKP Asep Machfud, mengatakan proses evakuasi sudah dilakukan dari kemarin sejak pagi, namun sempat dihentikan karena kondisi cuaca yang masih buruk.
"Tadi ada tiga perahu berhasil ditarik ke darat, sementara kemarin ada empat yang sudah dievakuasi lebih dulu. Karena sampai sore tadi cuaca tidak memungkinkan jadi kita tunda dulu proses evakuasi, kita lanjut besok nunggu cuaca aman," kata Asep.
Asep mengingatkan para nelayan untuk selalu mengutamakan keselamatan saat menghadapi kondisi cuaca ekstrem. "Kami imbau agar nelayan mematuhi arahan petugas dan tidak melaut dulu sampai cuaca membaik," pungkasnya.
(orb/orb)