Pagi itu, langit Baleendah masih berwarna kelabu ketika ratusan pencari kerja mulai memadati halaman UPTD BLK Manggahang. Mereka datang dari berbagai penjuru Kabupaten Bandung, mengenakan pakaian rapi serba putih-hitam, membawa map lamaran yang terlipat rapi dan harapan besar yang diselipkan dalam setiap berkas.
Wajah-wajah penuh asa itu berkumpul di satu titik yakni job fair yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bandung, Rabu (30/7/2025). Sebanyak 300 posisi dari sembilan perusahaan dan satu lembaga pelatihan dibuka, memberi angin segar di tengah tantangan mencari pekerjaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu dari ratusan pelamar itu adalah Septian Nugraha (22), pemuda asal Kertasari yang sejak subuh telah menempuh perjalanan panjang dari daerah pegunungan ke Baleendah.
"Tadi pagi-pagi saya sudah pergi dari rumah sambil bawa lamaran. Jadi saya nyiapin berkas fisiknya dan berkas file di handphone. Terus datang ke Job fair di sini," ujar Septian.
Tiga tahun sudah Septian lulus sekolah. Dalam kesehariannya, ia menarik ojek online untuk menyambung hidup. Namun, semangat mencari pekerjaan tetap menyala. Ia bahkan membawa lamaran ke mana pun pergi, barangkali ada lowongan yang bisa ia lamar di tengah-tengah narik penumpang.
"Jadi setiap hari pasti bawa lamaran, saya cari aja sambil narik. Kadang enggak semuanya sampai ke perusahaan karena kadang terbatas juga waktu sama nyari penumpang," katanya.
Job fair kali ini diselenggarakan secara hybrid, menggabungkan metode luring dan daring. Septian mengaku terbantu dengan sistem digital, karena mempercepat proses dan memudahkan pelamar untuk memilih perusahaan yang diminati.
"Cuma scan barcode, terus tinggal pilih perusahaan. Sisanya bisa ngobrol sama pencari kerja lain. Jadi enggak terlalu ribet," tuturnya.
Harapan pun kembali tumbuh. "Mudah-mudahan sekarang ada yang nyantol lah," tambahnya.
![]() |
Tak jauh dari Septian, ada Andini Agustin (27), wanita asal Kecamatan Soreang. Hari itu ia memasukkan lamaran ke enam perusahaan berbeda, semuanya ia pilih sesuai dengan pengalaman kerja sebelumnya sebagai admin dan resepsionis.
"Kalau saya sebelumnya sempat kerja jadi admin di Pabrik terus jadi resepsionis gitu di perusahaan swasta, nah tadi ada yang sesuai dengan kemampuan saya, semoga lolos," kata Andini.
Menurut Andini, kegiatan ini perlu digelar rutin di berbagai kecamatan agar semakin banyak pencaker bisa mengaksesnya.
"Adanya Job fair ini mempermudah kami yang mencari pekerjaan. Apalagi tadi katanya diselenggarakan di beberapa kecematan juga," ucap Andini.
Langkah Nyata Pemerintah Daerah
Kegiatan ini merupakan bagian dari program utama Bupati Bandung Dadang Supriatna dalam menurunkan angka pengangguran. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bandung, Dadang Komara, kolaborasi dengan dunia usaha menjadi langkah konkret dalam menyerap tenaga kerja.
"Saya ingin membangun langkah kongkrit dengan para perusahaan. Kami di pemerintah daerah mencoba memfasilitasi kegiatan pelatihan ketenagakerjaan. Baik yang akan diserap di dunia kerja, maupun yang akan berwirausaha," katanya.
Data Disnaker mencatat, pada 2021 angka pengangguran berada di 8,53 persen. Angka itu perlahan menurun, menjadi 6,32 persen di tahun 2023, atau setara 130-140 ribu orang dari 1,8 juta angkatan kerja di Kabupaten Bandung.
Namun, tantangan tetap ada. Dadang menilai perlu adanya pemetaan kebutuhan perusahaan agar pelatihan bisa disesuaikan.
"Problem ini harus kita pecahkan. Kita harus mengetahui bagaimana perusahaan menyusun formasi lowongan. Jadi untuk kita persiapkan pendidikan dan pelatihan," bebernya.
Ke depan, Pemkab berencana menggelar job fair virtual secara rutin.
"Ini sekarang ada 9 perusagaan dan 1 penyedia pelatihan kerja. Mudah-mudahan kegiatan job fair ini terus kita tingkatkan. Pada tahun depan kita dorong untuk dilakukan secara virtual. Kalau virtual kan bisa dilakukan setiap saat, minimalnya setiap bulan kan bisa," pungkasnya.
(dir/dir)