Nasib Warga Pelosok Cianjur, Cari Sinyal Internet ke Lapangan-Sawah

Desa Susah Sinyal di Jabar

Nasib Warga Pelosok Cianjur, Cari Sinyal Internet ke Lapangan-Sawah

Ikbal Selamet - detikJabar
Jumat, 01 Agu 2025 09:00 WIB
Anak anak di kampung susah sinyal berkumpul di lapangan untuk mencari jaringan Internet
Anak anak di kampung susah sinyal berkumpul di lapang untuk mencari jaringan Internet (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat dan arus informasi tak terbendung dengan cepatnya akses internet di perkotaan, nasib warga di pesisir dan pelosok malah sebaliknya. Tak sedikit kampung dan desa di Cianjur, Jawa Barat yang masih susah sinyal bahkan tanpa sinyal dan akses internet atau blankspot.

Warga harus bersusah-payah berusaha mencari sinyal jaringan telepon seluler hingga internet ke perbukitan, lapangan terbuka, hingga persawahan, demi mendapatkan informasi dan layanan di dunia maya. Akibatnya, akses informasi selalu terlambat sampai pada warga di wilayah-wilayah blankspot.

Kondisi memprihatinkan tersebut bisa terlihat salah satunya di Kampung Cibaregbeg, Desa Karyabakti, Kecamatan Cidaun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kampung ini berada tepat di perbatasan empat kecamatan, yakni Cidaun, Naringgul, Cikadu, dan Sindangbarang. Lokasi kampung ini juga ada di tengah perbukitan, membuat akses sinyal seluler dan internet tak menjangkau.

Anak-anak yang berkumpul di tengah lapang MI Cibaregbeg menjadi pemandangan yang biasa. Lokasi sekolah yang berada di atas bukit membuat sinyal dapat diterima, dan akses internet bisa didapat.

ADVERTISEMENT

Selain itu, beberapa rumah warga yang dibangun bertingkat pun turut menjadi tempat berkumpulnya para remaja hingga orang dewasa agar dapat menerima jaringan.

"Memang begitu, sejak puluhan tahun susah sinyal. Sampai sekarang begitu. Kalau mau dapat sinyal ke lapangan sekolah atau ke tetangga yang rumahnya bertingkat," ujar Sumiati (40), warga, Selasa (1/7/2025).

Ilustrasi desa blank spot.Ilustrasi desa blank spot. Foto: Gemini AI

Menurutnya jika malam hari, terkadang warga menyimpan handphonenya di ambang pintu berharap sinyal bisa didapat.

"Kalau malam hari ke lapang kan gelap, kalau ke tetangga juga gak enak. Jadinya handphone disimpen di galar (ambang pintu). Kadang bisa dapat sinyal, kadang tidak," kata dia.

Hal serupa juga terjadi di Kampung Pasirjambu, Desa Hegarsari, Kecamatan Sindangbarang. Warga di kampung yang berada di pesisir pantai Selatan Jawa Barat itu harus berusaha untuk bisa dapat sinyal.

Tidak jarang warga harus pergi ke dekat pantai atau ke tengah sawah demi bisa mendapatkan sinyal.

"Kalau di sini biasanya ke pantai atau ke tengah sawah buat cari sinyal dan internet. Makanya kalau siang atau sore hari kita bisa lihat warga, terutama anak-anak kumpul di pantai atau gubuk di tengah sawah. Itu sedang cari sinyal dan internet," ungkap Sutiawan (28), warga Kampung Pasirjambu.

Anak anak di kampung susah sinyal berkumpul di lapangan untuk mencari jaringan InternetAnak anak di kampung susah sinyal berkumpul di lapangan untuk mencari jaringan Internet Foto: Ikbal Selamet/detikJabar

Menurut dia, sulitnya sinyal dan akses internet membuat informasi yang diterima warga terkait kejadian di sekitar terlambat didapat. Bahkan untuk fashion ataupun media sosial pun tertinggal beberapa tahun dibandingkan warga di perkotaan dengan akses internet yang mudah serta cepat.

"Kejadian kecelakaan maut yang menewaskan kades di Agrabinta saja baru tahu dua hari setelah kejadian. Padahal lokasinya tidak terlalu jauh. Apalagi berbicara fashion atau media sosial, kita tertinggal. Fashion yang ramai di perkotaan pada dua tahun lalu baru ramai dipakai sekarang. Untuk medsos, ketika yang lain sudah mulai pakai Instagram, X, atau thread, di sini baru ramai facebook dan tiktok," kata dia.

Sekretaris Dinas Kominfo Kabupaten Cianjur Gagan Rusganda, mengatakan berdasarkan data milik Kominfo di Cianjur ada sekitar 6 desa yang masih blankpot. Namun dia juga tidak menampik data dari Opendata Jawa Barat yang menyebut masih ada 85 desa yang belum terjangkau jaringan seluler atau internet.

"Kalau data di kami hanya kantor desa yang masih blankspot, total ada 6 desa lagi. Kalau yang data Jabar itu lebih umum, mungkin memang ada puluhan desa yang belum terjangkau internet dan sinyal. Tapi itu tidak berarti seluruh desanya tidak terjangkau, biasanya hanya di beberapa kampung di desa tersebut," kata dia.

Bupati Cianjur Muhammad Wahyu, mengatakan untuk penanganan daerah blankspot, Pemkab menjalankan beberapa program, mulai dari menyediakan akses internet di kantor desa, bekerjsama dengan BUMDes yang berusaha di bidang penyediaan akses internet, dan bekerjasma dengan penyedia jaringan GSM untuk memperkuat dan menambah cakupan sinyal selular GSM dengan bantuan antena repeater.

"Kita pasti berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan daerah blankpot. Kami jalankan berbagai hal agar seluruh wilayah di Cianjur mudah mendapatkan sinyal dan internet agar arus informasi bisa mudah diterima. Kami upayakan ke depan tidak ada lagi daerah yang susah sinyal atau internet," kata dia.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads