Di balik deretan pertokoan di Jalan Aria Cikondang (Arciko), Kelurahan Sayang, Kabupaten Cianjur terselip sebuah gang dengan nama unik. Gang Allah, begitulah orang sering menyebutnya.
Bukan tanpa alasan, gang yang berada di RT 01/ RW 15 Kelurahan Sayang Kecamatan Cianjur itu memiliki nama asli Gang 411 H. Rangkaian angka tersebut mirip dengan lafadz Allah dalam bahasa Arab.
"Iya karena nama gangnya 411 H, banyak yang nyebut Gang Allah atau ada juga yang bilangnya Gang Aih, angka 4-nya dibaca huruf A dan angka satu jadi huruf I, ditambah ada huruf H di akhirnya," ujar Tetta Warista, warga Gang 411 H, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, dia menjelaskan jika gang selebar 2,5 meter yang lokasinya sekitar 500 meter dari Pendopo Cianjur itu sebenarnya memiliki arti nama kakeknya.
Dia mengatakan gang tersebut melintasi rumah sang kakek yakni Pak Duduh, sehingga warga sekitar pada akhirnya menyebut Gang Pak Duduh.
"Jadi aslinya nama gang ini ialah Gang Pak Duduh," jelasnya.
Adapun penulisan 411 H pada nama gang tersebut diambil dari tangga nada. Angka 4 berarti Fa, angka 1 berarti Do, dan H menjadi huruf terakhir dari nama sang kakek.
"Kalau ada yang nanya arti sebenarnya, baru dijelaskan Gang 411 H itu apa. Jadi sebenarnya artinya Fa Dodo H atau Pak Duduh," ungkap Tetta.
Dia mengaku tidak mempermasalahkan banyaknya orang yang menafsirkan berbeda nama dari gang 441 H tersebut. "Mau nyebut Gang Allah, gang Aih, atau gang 411 H silakan saja," kata dia.
Ketua RT 01 Yayan, mengatakan gang tersebut awalnya tersambung ke Gang Empang. Lantaran di gang tersebut terdapat satu rumah milik Pak Duduh, sehingga gang itu dinamai Gang Pak Duduh.
"Dari lama memang namanya Gang Pak Duduh. Kalau penulisannya dengan angka 411 H, itu dari pihak keluarganya. Tembusan gang tersebut dulu ke Gang Empang dengan sekitar seratusan keluarga. Kalau sekarang sudah jadi gang pribadi," ujar Yayan.
![]() |
Dulu Ramai, Kini Sepi Saat Malam Hari
'Gang Allah', sempat menjadi salah satu gang yang ramai saat malam hari, namun kini bak kampung mati lantaran sepi tanpa aktivitas.
Sebelum tahun 2000-an, gang tersebut cukup lebar, namun kemudian bangunan pertokoan berdiri membuat gang yang memiliki nama asli Gang 411 H alias Gang Pak Duduh itu menyempit.
Tetta Warista, mengatakan 'Gang Allah' sempat menjadi tempat yang ramai, bahkan hingga larut malam. Suasana itu terjadi saat kawasan Joglo menjadi terminal angkutan perkotaan (angkot).
"Dulu ramai sampai malam di gang ini. Kebanyakan yang nongkrong mulai dari warga, sopir, sampai penumpang. Kan di sini dulu dekat terminal angkot," kata Tetta, Selasa (8/7/2025).
Namun, lanjut dia, setelah terminal pindah ke Pasirhayam, suasana di Gang 'Allah' berubah. Tak ada lagi keramaian saat malam hari.
"Kalau siang tetap ramai, karena kan jalur utama dan banyak pertokoan. Tapi kalau malam sepi," ungkapnya.
Ketua RT 01 Yayan, mengatakan tidak banyak aktivitas di Gang 411 H atau Gang 'Allah', sebab gang tersebut sebatas jalan tembus menuju perkempungan di Gang Empang.
"Kalau pemukiman itu banyaknya di Gang Empang. Dulu Gang Pa Duduh atau Gang 411 H itu hanya jalan tembus. Ada satu rumah di sana, yakni milik Pa Duduh yang kemudian jadi nama jalan," tuturnya.
Dia menambahkan, kini Gang 411 H tidak lagi menjadi akses warga tetapi gang pribadi menuju rumah Pak Duduh, sehingga tidak ada lagi aktivitas masyarakat seperti tahun 2000-an.
"Kalau sekarang jadi gang pribadi, kemudian jadi tempat makan. Karena di sana ada warung nasi," kata dia.
Jalan Santai adalah salah satu rubrik khas di detikJabar yang menghadirkan sisi menarik dan sisi lain dari suatu tempat. Untuk menghadirkan tulisan ini, detikJabar melakukan penelusuran dengan jalan santai dan menghadirkan laporan dengan gaya yang ringan. Klik di sini untuk melihat artikel seputar Jalan Santai
(orb/orb)