Meski jumlah siswa baru menurun drastis pada tahun ajaran 2025/2026, SMA Sumatra 40 Bandung tetap berkomitmen penuh dalam memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik.
Kepala SMA Sumatra 40, Utami Dewi, memastikan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tetap berjalan sesuai jadwal dari 14 hingga 18 Juli 2025 meski sekolah hanya menerima 60 siswa baru.
"SMA Sumatra 40 adalah salah satu SMA Swasta di Kota Bandung yang sangat mengutamakan pelayanan kepada siswa. Walaupun jumlah siswa tahun ajaran 2025-2026 menurun drastis, kami tetap melaksanakan MPLS mulai tanggal 14 Juli 2025 sampai 18 Juli 2025," ujar Utami Dewi, Kamis (17/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan jumlah siswa berdampak pada pengurangan jumlah rombongan belajar (rombel), namun hal itu tidak serta-merta menjadi alasan untuk mengurangi kualitas pengajaran. Utami menegaskan bahwa pihak sekolah tetap mengatur pembagian jam mengajar secara adil untuk para guru, khususnya bagi Guru Tetap Yayasan dan guru yang sudah tersertifikasi.
"Tahun ajaran ini banyak guru swasta yang kekurangan jam, tapi di SMA Sumatra 40 tetap memaksimalkan jumlah guru yang ada. Walaupun jumlah kelas sedikit, pembagian jam tetap diberikan secara adil yang mengutamakan jam untuk Guru Tetap Yayasan dan Guru Tersertifikasi," jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa sejak berdiri, SMA Sumatra 40 belum pernah melakukan pemecatan terhadap guru maupun karyawan. Seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dipandang sebagai bagian dari keluarga besar sekolah yang harus dijaga.
"Selama SMA Sumatra 40 berdiri, tidak pernah ada pemecatan kepada guru atau karyawan karena pada prinsipnya guru di lingkungan kami adalah keluarga besar, sehingga nilai-nilai kekeluargaan sangat kami jaga," tegas Utami.
Menurutnya, guru yang tidak mendapat alokasi jam mengajar tahun ini bukan karena diberhentikan, tetapi karena sudah memasuki masa purna tugas atau memilih bekerja di instansi lain.
"Adapun guru yang tidak kebagian jam mengajar di tahun ajaran 2025/2026 karena memang sudah purna tugas dan diterima di instansi lain untuk bekerja," tambahnya.
Meski jumlah siswa menurun, Utami memastikan hal itu tidak memengaruhi semangat para guru untuk terus memberikan layanan pendidikan secara optimal.
"Dampak dari jumlah rombel yang sedikit tidak mengurangi guru-guru kami untuk tetap memberikan pelayanan terbaik. Karena bagi kami prinsipnya, instansi pendidikan itu melayani peserta didik untuk mendapatkan ilmu pengetahuan di jenjang persekolahan," ucapnya.
MPLS yang digelar pekan ini menjadi salah satu bentuk konsistensi sekolah dalam memberikan layanan pendidikan berkualitas. Utami menekankan bahwa mutu tetap menjadi prioritas utama, bukan sekadar jumlah siswa yang mendaftar.
"Salah satu bentuk pelayanan kami kepada peserta didik adalah dengan tetap melaksanakan MPLS sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pemerintah. Karena pada prinsipnya, pelayanan instansi pendidikan itu bukan hanya soal kuantitas jumlah peserta didik tapi kualitas mutu pendidikan yang harus kami utamakan," jelasnya.
Ia juga mengakui adanya dampak signifikan dari kebijakan pemerintah terhadap sekolah swasta, namun SMA Sumatra 40 tetap teguh menjalankan tugasnya sebagai lembaga penyelenggara pendidikan.
"Dampak kebijakan pemerintah memang sangat signifikan, tapi tidak mengurangi kami untuk tetap memberikan pelayanan terbaik untuk para peserta didik kami. Sebagai penyelenggara pendidikan, tanggung jawab kami adalah memberikan pelayanan terbaik untuk peserta didik," pungkas Utami.
(bba/iqk)