Sekolah Minim Siswa di Bandung Bakal Dialihkan Jadi PAUD-SMP

Sekolah Minim Siswa di Bandung Bakal Dialihkan Jadi PAUD-SMP

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Rabu, 16 Jul 2025 11:30 WIB
Siswa baru SMPN 51 Bandung antusias ikuti kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) pada tahun ajaran baru 2022 ini, Senin (18/7/2022).
Ilustrasi sekolah di Kota Bandung (Foto: Wisma Putra/detikJabar).
Bandung - Di tahun ajaran baru 2025/2026, sejumlah SD negeri di Kota Bandung sepi peminat. Bahkan, SDN 206 Puteraco Indah di Kecamatan Lengkong telah resmi ditutup.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Asep Saiful Gufron mengatakan, beberapa SD negeri yang mengalami kekurangan siswa di tahun ajaran ini selain SDN Puteraco adalah SDN 176 Cilandak di Kecamatan Sukasari, dan SDN 010 Cidadap. Untuk itu, pihaknya akan mengalihkan fungsi gedung-gedung sekolah tersebut untuk digunakan kegiatan belajar mengajar SMP negeri dan PAUD.

Pasanya, kesenjangan jumlah SMP negeri di Kota Bandung bila dibandingkan dengan SD negeri terbilang cukup jauh. Berdasarkan data yang dimuat Open Data, total jumlah SMP negeri di Kota Bandung hingga saat ini adalah 75 sekolah.

Sedangkan jumlah SD Negeri mencapai 274 sekolah. Adapun jumlah lulusan SD/MI tahun ini mencapai 36.633 siswa, sedangkan daya tampung SMP negeri di Kota Bandung hanya berada di kisaran 18.000 kursi.

"Untuk tingkat SMP itu masih ada yang blank spot, makanya kita akan sisir di mana saja," ungkap Asep ketika dihubungi detikJabar belum lama ini.

Keterbatasan jumlah SMP negeri di Kota Bandung salah satunya disebabkan oleh lahan yang juga terbatas. Hal tersebut disiasati dengan menggabungkan rombongan belajar dua sekolah di satu bangunan yang sama.

Salah satunya seperti yang terjadi di SMPN 67. Saat ini, kegiatan belajar mengajar sekolah tersebut masih menumpang bangunan SMPN 47.

"SMPN 67 itu masih menempel di SMPN 47, ini jadi persoalan. Kita masih mencari tempat untuk membangun SMPN 67 agar tidak lagi bersatu," ujarnya.

Selain SMPN 67, SMPN 60 pun masih belum memiliki lahan sendiri. Saat ini, operasional sekolah tersebut digabungkan dengan SDN 192 Ciburuy. Asep mengatakan, Pemerintah Kota Bandung juga akan mencari lahan untuk membangun SMPN 60.

"SMPN 60 akan dbangun, sekarang masih bersatu dengan SDN Ciburuy. Nanti bangunan (yang sekarang digunakan) SMP, akan diserahkan ke SDN Ciburuy. Insya Allah tahun sekarang dibangun," terangnya.

Sementara itu, SMP negeri yang akan menempati bangunan SD negeri yang sepi di antaranya adalah SMPN 70. Nantinya, sekolah tersebut akan menepati bangunan SDN Cilandak.

"Yang sepi itu kan SDN Cilandak, Cidadap dan Puteraco. Akhirnya Puteraco tutup dan akan dibuat PAUD. Untuk SDN Cilandak, akan jadi SMPN 70," jelasnya.

Alih fungsi gedung sekolah ini disebut masih bisa terus berlanjut mengingat tingginya kebutuhan pembangunan sarana fisik SMP negeri di Kota Bandung.

"SD kosong bisa dialihkan jadi SMP, atau bisa juga jadi TK. Kita lihat hasil kajian dan pemetaan tiap tahunnya," jelasnya.

Selain itu, Asep juga mengatakan bahwa Pemkot Bandung akan mencari lahan baru untuk SDN 026 Bojongloa. Lahan sekolah yang berlokasi di Cibaduyut tersebut merupakan lahan sengketa, di mana Pemkot Bandung telah dinyatakan kalah di pengadilan.

Alhasil, para siswa akan direlokasi secepatnya. Pembangunan ditargetkan dimulai tahun depan.

"SD di Cibaduyut itu lahannya kita kalah di pengadilan. Makanya sekarang lagi cari tanah, insya Allah tahun depan dibangun agar clear," ujarnya.

Meski demikian, ia memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut masih berjalan seperti biasa. Bila sewaktu-waktu relokasi harus segera dilakukan, maka pemindahan lokasi belajar ke sekolah-sekolah negeri terdekat akan dilakukan.

"Sekolah tetap berjalan, cuma nanti antisipasi kalau dikosongkan kita sudah persiapkan. Kita sudah petakan, (siswa) dimasukkan ke sekolah-sekolah terdekat sebelum ada penggantinya," tutupnya.


(mso/mso)


Hide Ads