Kepala terasa berat di pagi hari kerap dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan, salah satunya kadar kolesterol yang tinggi.
Namun sebagaimana dilansir dari detikHealth, penting dicatat bahwa peningkatan kadar kolesterol pada dasarnya tidak menimbulkan gejala spesifik. Oleh karena itu, pemeriksaan medis tetap menjadi kunci utama untuk memastikan diagnosis.
"Kita harus pemeriksaan kolesterol lengkap. Harus memang pemeriksaan darah," ujar praktisi kesehatan, dr Muthmainnah, SpPD-KAI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya sakit kepala itu bukan satu-satunya gejala yang disebabkan oleh kolesterol atau hipertensi," tegasnya.
Batas Normal Kadar Kolesterol
Mengutip WebMD, berikut adalah kadar kolesterol yang dianggap normal:
- Kolesterol total: di bawah 200 mg/dL
- LDL (Low Density Lipoprotein): di bawah 100 mg/dL, atau di bawah 70 mg/dL bagi penderita penyakit jantung atau diabetes
- HDL (High Density Lipoprotein): 40 mg/dL ke atas untuk pria, dan 50 mg/dL ke atas untuk wanita
- Trigliserida: di bawah 150 mg/dL
- Hubungan Kolesterol dengan Keluhan Kepala Berat
Meski belum ada bukti kuat yang menyatakan kolesterol tinggi secara langsung menyebabkan sakit kepala, sejumlah penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara keduanya, khususnya pada kasus migrain.
Salah satunya, penelitian yang dipublikasikan pada 2015 berjudul Correlation between Migraine Severity and Cholesterol Levels menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara frekuensi dan intensitas migrain dengan kadar kolesterol total serta LDL.
Penelitian lain pada 2011 yang melibatkan 925 partisipan juga menemukan kaitan antara kadar lipid darah dan migrain. Hasil pengamatan menunjukkan, kadar kolesterol total memiliki hubungan yang cukup kuat dengan keluhan sakit kepala migrain.
"Kesimpulan umumnya memang ada kaitan jika kita bicara tentang sakit kepala migrain," ujar Like Laffin, MD, seorang ahli jantung, dikutip dari Cleveland Clinic.
Namun demikian, Laffin menekankan bahwa temuan tersebut bersifat korelatif, bukan kausal. Artinya, meskipun ada hubungan yang tampak antara kolesterol dan migrain, tidak berarti kolesterol menjadi penyebab utama sakit kepala.
"Otak memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dengan tekanan darah dalam waktu singkat. Tapi jika meningkat, maka sakit kepala bisa muncul," jelasnya.
Risiko Lanjutan
Kolesterol tinggi juga dikenal sebagai faktor risiko aterosklerosis, yakni kondisi penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak kolesterol. Aterosklerosis bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, yang dalam beberapa kasus menimbulkan sakit kepala dan bahkan meningkatkan risiko stroke.
Dengan demikian, keluhan kepala berat tidak bisa diabaikan begitu saja. Pemeriksaan rutin kadar kolesterol dan tekanan darah tetap diperlukan, terlebih bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes, atau hipertensi dalam keluarga.
Artikel ini sudah tayang di detikHealth
(up/dir)