Kata Dedi Mulyadi Usai Tinjau Siswa di Barak TNI Purwakarta

Kata Dedi Mulyadi Usai Tinjau Siswa di Barak TNI Purwakarta

Dian Firmansyah - detikJabar
Sabtu, 03 Mei 2025 15:54 WIB
Dedi Mulyadi saat meninjau pendidikan karakter di barak TNI Purwakarta
Dedi Mulyadi saat meninjau pendidikan karakter di barak TNI Purwakarta (Foto: Dian Firmansyah/detikJabar)
Purwakarta -

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau langsung aktivitas pendidikan karakter bagi 39 siswa SMP yang di didik oleh TNI di Markas Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Purwakarta.

Dedi sempat berinteraksi dengan para siswa yang kini sudah tiga hari menjalani pendidikan. Menurutnya, meski baru tiga hari namun sudah terlihat perubahan kedisiplinan pada para siswa.

"Anak-anak saya lihat lagi latihan baris-berbaris saya lihat tuh lihat suaranya mau ngecek makanannya hari ini dipastikan gizinya cukup dan saya mengecek bagaimana kondisi hari ini," ujar Dedi Mulyadi, Sabtu (3/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program pendidikan berkarakter melibatkan TNI kini mulai diikuti oleh kabupaten/ kota lain dan akan dilaksanakan di seluruh Jawa Barat. Saat ditanya adanya kontroversi dengan program yang ia gulirkan, ia menyebutkan program ini demi kebaikan generasi mudah dan kebaikan negara.

"Setiap perbuatan yang bertujuan demi kebaikan dan kebangsaan nasionalisme di Indonesia sudah terbiasa (kontroversi). Jadi pemimpin harus kuat seperti batu kalau pemikiran dan gagasannya untuk kebaikan bangsa dan negara. Anda kan tahu saya dari dulu jadi Bupati di Purwakarta tuduhan sangkaan, nyinyir, kebencian kan enggak ada problem tapi kan akhirnya orang merasakan manfaatnya hari ini," katanya.

ADVERTISEMENT

Ia akan terus mempertahankan dan menggulirkan program untuk kemajuan daerah juga untuk kebaikan bangsa dan negara. Ia berpendapat jika program ini tidak menyalahi aturan, jika anak berperilaku tindak kriminal maka akan dilakukan proses hukum yang berlaku namun program ini untuk mencegah dan memperbaiki para siswa nakal.

"Teorinya begini teorinya kan anak yang mengalami kenakalan kalau itu kriminal maka lewat peradilan kemudian nanti lewat pembinaan taruhlah misalnya lembaga tempat penitipan anak lah ya untuk dilakukan pembinaan itu kan yang berproses kriminal berdasarkan peran tetapi kan banyak yang tidak berproses kriminal tetapi nakalnya enggak pernah berhenti," ungkap Dedi.

"Nah akhirnya mereka harus balik ke orang tuanya pertanyaannya adalah ketika orang tuanya sudah tidak punya kesanggupan enggak sanggup menghadapi anaknya terus nggak sanggup anaknya main game terus enggak sanggup anaknya motor-motoran terus enggak kamu minum ciu terus kan saya minum ciu kan enggak bisa dipidana kan," bebernya.

Masih kata Dedi, TNI bukal kali pertama mendidik siswa, paskibraka hingga terdapat sekolah Nusantara yang mengadopsi pelajaran kemiliteran.

"Ini memberikan efek kejut pada anak-anak yang lain, yang nakal dan belum terjaring. Coba lihat tempat nongkrong sudah bersih ya kan anak-anak yang biasa bolos sekolah sudah enggak ada. Di Indonesia ini satu orang Indonesia itu belum sampai yang di takuti, nah sekarang tuh sudah ada rasa takut akhirnya yang bolos enggak jadi, ini ada efek kejut," pungkasnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads