Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) jadi momen mengupas persoalan pendidikan di daerah tersebut.
Pertama yakni soal siswa 'nakal' dikirim ke barak TNI. Program tersebut digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dengan tujuan membentuk dan mendidik karakter anak menjadi lebih baik dan disiplin di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan Bandung Barat, Asep Dendih mengatakan pihaknya sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kodim 0609 Kota Cimahi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi di momen Hardiknas ini, kami mengadakan MoU dengan TNI terkait siswa nakal dikirim ke barak. Tapi untuk pelaksanaannya, kami berembuk dulu dengan Kadisdik se-Jawa Barat," kata Asep saat ditemui di Kantor Pemda KBB, Jumat (2/5/2025).
Asep mengatakan secara prinsip pihaknya siap menerapkan program tersebut. Namun saat ini, diawali dengan tahap sosialisasi pada orangtua, komite sekolah, dan siswa di setiap jenjang pendidikan.
"Sekarang kami pelan-pelan memulai tahap sosialisasi, karena bagaimanapun nanti ketika siswa nakal akan dikirim ke barak TNI mesti mendapatkan persetujuan orangtua," kata Asep.
Pihaknya juga sedang mengklasifikasi batasan kenakalan siswa yang bisa mengantarkan mereka menjalani pendidikan di lingkungan militer. Namun utamanya berkaitan dengan keterlibatan mereka di geng motor.
"Nanti kita kaji dulu, apakah yang tawuran, terlibat judi online, kemudian kenakalan remaja biasa. Tapi tentunya salah satu yang pasti masuk itu kalau terlibat geng motor," kata Asep.
Tak cuma soal mendisiplinkan siswa dengan mengirim mereka ke barak, sorotan tajam soal dunia pendidikan di Bandung Barat juga pada tataran infrastruktur dan kesejahteraan guru.
"Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Untuk momen Hardiknas ini, kami fokus pada pembenahan infrastruktur pendidikan, kesejahteraan guru juga," kata Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail.
Jeje mengakui masih banyak bangunan sekolah di Bandung Barat yang kondisinya tidak laik dioperasionalkan. Kemudian kesejahteraan guru yang perlu ditingkatkan.
"Fasilitas pendidikan, kami akui masih perlu ditingkatkan. Saya sempat mendata beberapa sekolah yang bangunannya rusak parah dan rusak sedang. Kemudian kami juga tidak mau guru tidak sejahtera," ujar Jeje.
(dir/dir)