Penampakan Lokasi Tambang Emas yang Tuai Polemik di Sukabumi

Penampakan Lokasi Tambang Emas yang Tuai Polemik di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 10 Apr 2025 13:00 WIB
Penampakan Lokasi Tambang Emas Yang Diduga Rusak Pertanian Warga
Penampakan tambang emas di Cihaur, Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Bukit-bukit yang dikeruk, tanah merah yang menganga, dan aliran sungai keruh mengalir di antara jalur bekas aktivitas alat berat.

Sejumlah perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terlihat hadir di area kantor tambang PT Golden Pricindo Indah, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

Pantauan detikJabar di lokasi tambang memperlihatkan lanskap aktivitas tambang terbuka yang membentang luas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari titik pandang di beranda sebuah bangunan semi permanen, terlihat jelas bukit-bukit yang telah dikeruk menjadi lereng-lereng curam. Tanah merah mendominasi seluruh kawasan.

Di bawah bukit, jalan tanah yang masih basah akibat hujan menghubungkan titik-titik area kerja tambang. Di tengah area itu berdiri bangunan-bangunan beratap seng, beberapa diduga sebagai tempat pengolahan atau fasilitas operasional tambang.

ADVERTISEMENT

Sejumlah petugas dari Gakkum Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat tampak tengah mencatat dan berdiskusi. Sebagian mengenakan seragam lapangan berlogo "DLH Jabar" dan "GAKKUM".

Di bagian lain terlihat aliran air bercampur lumpur yang mengalir melalui saluran terbuka di tengah lembah, mengarah ke hilir. Aliran tersebut membelah bekas kerukan tanah yang tampak belum dilengkapi sistem penahan limpasan. Arah aliran air tersebut mengarah ke wilayah sawah warga yang sebelumnya dilaporkan terdampak lumpur.

Catatan detikJabar, PT Golden Pricindo Indah MINING & INDUSTRY(GPI - Golden Group) memiliki Izin IUP Operasi Produksi No. 540/3/29/1.07.2.DPMPTSP/2019/29 Izin IUP Eksplorasi No. 503.7/2004 - BPPT dan Izin Lokasi / Luas No. 503.2/1859 - BPPT.

Sementara itu di lokasi sawah yang terdampak, ratusan warga Desa Cihaur berkumpul. Mereka menanti kedatangan perwakilan pemerintah provinsi yang sejak pagi mereka dengar sudah berada di kantor tambang. Di antara kerumunan itu, Solihudin, warga setempat, menyuarakan keluhan mereka.

"Sebetulnya di hulu sungai ini ada sebuah PT yang pengolahannya mungkin tidak rapi atau apa, dan mereka tidak ada itikad baik kepada masyarakat, pas waktu bencana alam atau apapun yang mengakibatkan masyarakat lumpuh total dalam masalah pertanian, masyarakat sangat keberatan selama ini adanya PT tersebut," kata Solihudin kepada detikJabar, Kamis (10/4/2025).

"Soalnya, pertama pembuangan limbahnya ke aliran sungai masyarakat, terus hulu sungai masyarakat dikuasai oleh mereka, ini Sungai Cikonang, di hulunya ada PT, terus Sungai Cimanggu sungai utama yang membawa lumpur ke sini," sambungnya.

Penampakan Lokasi Tambang Emas Yang Diduga Rusak Pertanian WargaPenampakan Lokasi Tambang Emas Yang Diduga Rusak Pertanian Warga Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Menurut Solihudin, memang beredar adanya bantahan soal siapa yang mencemari hulu sungai. Namun menurutnya hal itu bisa dilihat secara faktual ketika dicek asal dari hulu.

"Sebenarnya ini kan ada tiga arus, dari Cimanggu, Kiaragaring, terus dari lokasi Sorgum, tapi yang paling dominan membawa lumpur itu ya PT Golden. Karena kalau dari Sorgum kan dia udah bangkrut dari 2023, udah tutup," jelasnya.

Hari ini, Solihudin dan warga berharap ada langkah konkret dari pemerintah provinsi. Bukan hanya monitoring di kantor, tapi peninjauan langsung ke lokasi terdampak.

"Harapan saya kalau untuk peninjauan saya ingin secara permanen, perbaikan secara permanen, hulu sungainya diperbaiki oleh pemerintah, dan surat izin mereka yang membuat pelanggaran itu dicabut," tegasnya.

"Karena keberlangsungan kami sangat terganggu. Area sawah, pertanian, bahkan bukan cuma areal sawah. Kalau terus beroperasi, kemarin juga ke masjid ini terkena dampak lumpur sampai lutut. Masuk ke masjid," pungkasnya menambahkan.

Perusahaan Angkat Bicara

Perusahaan tambang emas PT Golden Pricindo Indah akhirnya angkat bicara terkait dugaan pencemaran sawah warga Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

Juru Bicara PT Golden Pricindo Indah, Dede Kusdinar, menyebut pemerintah daerah sudah membentuk tim investigasi untuk menelusuri sumber dampak secara komprehensif.

"Persoalan banjir yang indikasinya terdampak dari kegiatan pertambangan. Jadi rencananya pada hari Kamis (hari ini), Pemerintah Kabupaten Sukabumi membentuk tim hari ini untuk segera pada hari Kamis melakukan investigasi di lapangan secara langsung," kata Dede saat dikonfirmasi, Rab (9/4/2025).

Dede menjelaskan, pihaknya pada 16 Desember 2024 lalu saat peristiwa bencana terjadi, pernah menelusuri sungai-sungai di kawasan tersebut dan menemukan ada empat sungai besar yang mengalir menuju wilayah Cipari dan bermuara ke Sungai Cisereuh serta Karang Embe Cibutun.

"Kami menemukan ada empat sungai besar yang mengalir ke wilayah Cipari dan bermuara ke Sungai Cisereuh dan Karang Embe Cibutun. Jadi investigasi ini penting agar dampaknya bisa diketahui secara valid bersumber dari mana," ujarnya.

Pihak perusahaan, kata Dede, tidak menutup kemungkinan akan bertanggung jawab apabila hasil investigasi menyatakan ada dampak dari aktivitas pertambangan.

"Tentunya ini harus investigasi supaya jelas mana yang perlu dipertanggungjawabkan, yang sifatnya pertanggungjawaban ataupun bantuan," katanya.

Terkait langkah ke depan, Dede menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah, termasuk perhitungan luasan lahan terdampak yang sudah dikaji oleh dinas terkait.

"Kalau kami melihat tadi, tentunya Dinas Pertanian sudah menghitung berapa luasan lahan yang terdampak dan tentunya kami serahkan kepada pemerintah bagaimana pertanggungjawaban yang harus dilakukan," tutupnya.

(sya/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads