Jabar Hari Ini: Pengakuan Salah Lucky Hakim Usai Tamasya ke Jepang

Jabar Hari Ini: Pengakuan Salah Lucky Hakim Usai Tamasya ke Jepang

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 08 Apr 2025 22:00 WIB
Bupati Indramayu Lucky Hakim
Bupati Indramayu Lucky Hakim. Foto: Sudedi Rasmadi
Bandung -

Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Rabu (26/3/2025), beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca detikJabar. Soal ribuan karyawan di Cirebon kena PHK, pergerakan tanah di Cimahi hingga Lucky hakim yang akui kesalahan soal liburan ke Jepang.

Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :

1. Seribuan Karyawan Pabrik di Cirebon Kena PHK

Sebanyak 1.126 karyawan sebuah perusahaan asal Tiongkok di Kabupaten Cirebon terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. PHK dilakukan setelah aksi demo karyawan berdampak pada hilangnya sejumlah buyer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun perusahaan tersebut yakni PT Yihong Novatex yang merupakan pabrik tekstil dan alas kaki di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. PHK dilakukan pada pertengahan Maret 2025 lalu.

Kabid Hubungan Industrial Disnakertrans Jabar Firman Desa menjelaskan, PHK massal terjadi setelah sebelumnya ada tiga karyawan yang terkena PHK. Hal itu memicu aksi protes dari karyawan lain dan serikat buruh di Cirebon.

ADVERTISEMENT

"Awalnya demo terkait rekan kerja mereka tiga orang yang di PHK karena habis kontrak. Terus mereka menuntut juga perusahaan menjalankan hasil nota pemeriksaan dari Wasnaker," ujar Firman saat dikonfirmasi, Selasa (8/4/2025).

"Nota kesepakatan itu terkait alih status hubungan kerja dari PKWT harian lepas menjadi PKWTT sesuai pasal 10 PP 35/2021. Padahal menurut info dari Wasnaker, perusahaan akan menjalankan nota pemeriksaan tersebut tapi secara bertahap," lanjutnya menjelaskan.

Namun Firman menuturkan, karyawan tetap melakukan aksi dengan demonstrasi dan mogok kerja selama empat hari. Hal itu membuat PT Yihong Novatex kehilangan pesanan karena tidak melakukan produksi.

"Tapi serikat Kasbi tidak sabar dengan terus menggelar mogok kerja demo sampai empat hari yang berdasarkan info dari perusahaan membuat mereka kehilangan buyer/order," ungkapnya.

Karena kehilangan pesanan itu, manajemen PT Yihong Novatex menurut Firman akhirnya menutup operasional perusahaan dan mem-PHK seluruh karyawannya.

"Sehingga perusahaan akhirnya menutup operational dan mem-PHK sekitar 1.126 orang," tuturnya.

Firman menyebut, saat ini Pemkab Cirebon didampingi Disnakertrans Jabar telah melakukan pengawalan untuk mencari solusi atas masalah PHK massal itu. Namun Firman belum bisa menjelaskan solusi apa yang bisa dicapai.

"Audiensi kemaren sebelum lebaran, dari serikat bilang akan mengajukan mediasi perselisihan hubungan industrial ke Disnaker Cirebon Sesuai dengan mekanisme UU nomor 2 tahun 2004 tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial," tutup Firman.

2. Pergerakan Tanah di Cimahi

Sepuluh rumah di Kampung Babut Tengah, RT 04/RW 19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, rusak akibat bencana pergerakan tanah.

Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (7/4/2025). Berdasarkan pendataan BPBD Kota Cimahi, dari sepuluh rumah itu empat rumah di antaranya rusak dengan kategori sedang hingga berat.

"Betul telah terjadi pergerakan tanah di rumah warga yang posisinya ada di pinggir lereng. 10 rumah terdampak, dengan kerusakan langsung 4 rumah dan sisanya retak-retak," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fithriandy Kurniawan saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (8/4/2025).

Pergerakan tanah itu terjadi secara tiba-tiba. Namun tanda-tandanya sudah dirasakan warga seperti dinding rumah yang retak-retak sampai akhirnya tanah bergerak lalu fondasi rumah amblas.

"Jadi ini pergerakan tanah alami, memang selain karena kondisinya di lereng juga karena tanahnya ini labil dan diperparah oleh hujan. Jadi multifaktor untuk penyebabnya," kata Fithriandy.

Saat ini, kata Fithriandy, pergerakan tanah masih terus terjadi. Rumah-rumah yang masih berdiri di atasnya, bisa roboh kapan saja. Sementara para penghuninya sudah mengungsi ke rumah kerabat. Total ada 35 jiwa yang terdampak akibat bencana tersebut.

"Kita minta masyarakat tidak ada yang mendekat karena tanah masih terus bergerak. Untuk penghuni juga kita sarankan mengungsi karena memang rumah sama sekali tidak bisa dihuni dan tentu berbahaya," kata Fithriandy.

Kerusakan rumah akibat pergerakan tanah itu mulai dari tembok rumah bagian tengah ambruk, lantai terangkat, dan kemudian retakan-retakan muncul dengan ukuran agak lebar.

"Memang terlihat di sini, bangunan miring, retak besar, lantai terangkat, bahkan ada yang ambruk juga. Kita sudah lakukan kajian cepat juga, dan penanganan selanjutnya akan dikoordinasikan dengan dinas terkait," kata Fithriandy.

3. Pencuri Motor Ojol di Depan Polisi Bandung

Aksi pencurian sepeda motor milik seorang pengemudi ojek online di Kota Bandung bikin geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak, pelaku dengan santainya membawa kabur motor korban dimana kejadian itu berlangsung tepat di depan mata seorang anggota polisi.

Peristiwa pencurian itu terjadi di kawasan Asrama Polri Jalan Ibrahim Aji, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung pada Kamis (4/4/2025) lalu. Detik-detik pelaku pencurian membawa motor pengemudi ojol terekam kamera CCTV.

Dari video yang beredar, terlihat pengemudi ojol sedang duduk di sebelah pria berseragam Polri di sebuah pos penjagaan. Sementara di depannya, motor pengemudi ojol itu terparkir. Beberapa saat kemudian, muncul pria berjaket yang duduk di atas motor pengemudi ojol itu.

Mereka kemudian terlibat perbincangan dan pria berjaket meminta kunci motor kepada pengemudi ojol. Tanpa curiga, pengemudi ojol itu memberikan kunci motornya dan pria tersebut pergi entah kemana.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Buah Batu Kompol Rizal Jatnika membenarkan adanya aksi pencurian tersebut. Namun Rizal menyebut peristiwa itu lebih mengarah ke modus penipuan.

"Masuknya penipuan ya," kata Rizal saat dihubungi detikJabar, Selasa (8/4/2025).

Rizal menjelaskan, awalnya pelaku menyewa ojol secara offline. Pelaku kemudian mengajak pengemudi ojol mengitari beberapa ruas jalan sebelum berhenti di pos Asrama Polri Cicadas.

Saat itu, pelaku berpura-pura mengenal seorang anggota polisi yang sedang berjaga di pos keamanan. Pelaku sempat berbincang dengan anggota itu disaksikan pengemudi ojol.

"Awalnya dia sewa ojol secara offline ya. Kemudian diajak muter-muter dan mampirlah. Dia seolah-olah kenal dengan aparat kepolisian di pos polisi itu. Dia pura-pura negur anggota bahwa seolah-olah pelaku kenal dengan yang jaga itu," terangnya.

Korban yang percaya pelaku dan anggota polisi saling mengenal, kemudian meminjamkan sepeda motornya. Sebab pelaku berasalan ingin pergi ke warung untuk membeli sesuatu. Namun setelah ditunggu lama, pelaku tak kunjung kembali.

"Seolah-olah pelaku kan kenal yang jaga di pos itu, jadi korban percaya dan pelaku pura-pura membeli roko untuk mereka dan meminta menunggu, kemudian dibawa kabur," tegasnya.

Saat ini Rizal menyebut pihaknya masih berupaya melakukan penyelidikan dan mencari keberadaan pelaku. "Dalam upaya penyelidikan saat ini, kita kesulitan data pelaku dan antara korban dengan pelaku tidak kenal," tutup Rizal.

Kejadian pencurian motor pengemudi ojol di Bandung mengajarkan pentingnya kewaspadaan dalam berinteraksi dengan orang asing, meski terlihat akrab dengan aparat. Modus pelaku yang berpura-pura kenal polisi dan meminjam motor menunjukkan bahwa kepercayaan tidak boleh diberikan begitu saja.

4. Hilang Saat Berlibur Nenek 67 Tahun Ditemukan di Semak-semak Garut

S, seorang perempuan berusia 67 tahun ditemukan tak bernyawa di semak-semak dekat Pantai Santolo, Kabupaten Garut. Dia sebelumnya dikabarkan hilang sejak Rabu, (2/4) lalu saat sedang berlibur bersama keluarga.

Jasad S ditemukan pada Senin, (7/4) sore kemarin oleh seorang petani setempat, tepatnya di salah satu sudut semak-semak dekat Pantai Santolo, yang berlokasi di Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut. Lokasinya dekat dengan Pantai Santolo.

Menurut Kasat Polairud Polres Garut Iptu Aep Saprudin, jasad S ditemukan saat pihaknya tengah berupaya melakukan pencarian terhadap korban, karena korban dilaporkan hilang oleh keluarganya.

"Jasad korban ditemukan tergeletak di semak-semak," kata Aep kepada detikJabar, Selasa, (8/4/2025).

Cerita hilangnya S secara misterius ini, bermula ketika S dan keluarganya dari Jakarta hendak berlibur di Pantai Santolo. Mereka diketahui menginap di sebuah pondok di dekat pantai, sejak Selasa, (1/4).

Namun, kata Aep, pihak keluarga menyadari jika S tak ada di tempat keesokan harinya. Mengetahui kejadian ini, pihak keluarga kemudian berupaya melakukan pencarian dan melaporkannya ke pihak terkait.

Pencarian kemudian dilakukan sejak saat itu, tapi tidak tidak ada tanda-tanda S berada di mana. Pencarian kemudian baru membuahkan hasil, enam hari kemudian, saat pemilik kebun di dekat TKP, menemukan jasad wanita tak dikenal.

"Saksi terkejut saat menemukan jasad korban, dan melapor ke kami. Setelah diidentifikasi, jasad tersebut dipastikan merupakan korban yang hilang," katanya.

Tewasnya S ini, menjadi misteri. Seorang sumber detikJabar menyebut, jika beberapa hari setelah S menghilang, ada seorang saksi yang melihat korban jalan-jalan seperti orang linglung di dekat TKP.

Kendati demikian, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, polisi menyebut jika korban memiliki gejala pikun dan sering sakit kepala, karena pernah menjadi korban kecelakaan.

5. Lucky Hakim Akui Salah Liburan ke Jepang

Bupati Indramayu Lucky Hakim kembali bekerja di Pendopo Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (8/4/2025). Lucky yang merasa bersalah atas liburannya ke Jepang beberapa hari lalu kini bersiap memberi klarifikasi ke Kemendagri.

Usai memimpin apel pagi, Lucky Hakim menjelaskan, kepergian ke Jepang sudah jadi rencana sejak tahun sebelumnya. Bahkan, sejak massa kampanye, ia berniat mengajak liburan keluarga yang sering terabaikan.

"Pas kampanye kan saya pergi terus setiap hari tanpa ada di rumah, nggak pernah sama anak, nggak pernah sama keluarga. Nanti setelah terpilih, cuti terus pergi ke luar negeri," ungkap Lucky Hakim.

Rencana itu dia usahakan sejak Desember 2024. Tanggal pembelian tiket pun dimulai dari tanggal 2 April hingga 11 April.

"Pas puasa awal saya sempat ke staf saya ah bikin ini surat izin. Karena bakalan ada hari kerja yang kena tuh dari tanggal 8,9,10. Bayangan saya bisa izin tuh 3 hari," ujarnya.

Namun, upaya perizinan yang ditempuh melalui sistem tertolak. Hal itu lantaran sudah masuk massa 14 hari kerja. Lucky mengaku, keliru saat mengartikan perhitungan hari kerja.

"Oh hari kerja nya. Ya udah saya ubah saja tiketnya pulangnya tanggal 6 malam jadi sampai sini tanggal 7. Karena di frame kepala saya ini salah saya mungkin ya, salah mengartikan bahwa hari itu adalah hari kerja karena buktinya pas dimasukkan itu tidak bisa di bawah 14 hari kerja, padahal masih ada 17 hari kalau nggak salah," ujarnya.

Ia juga mengaku tidak mengetahui tentang surat edaran aturan pejabat di momen Lebaran. "Ada surat edaran malah saya baru tahu setelah saya sudah di Jepang. Ada katanya ada surat edaran nggak boleh pergi. Mungkin saya salah saya nggak aware ya. Karena saya nggak lihat surat edaran yang nggak boleh pergi," ucapnya.

Tapi, lanjut Lucky, di hari Lebaran ia masih berada di tempat kerja, keliling berpatroli. Bahkan sebelum berangkat ia menyerahkan mandat kepada Wakil Bupati Syaefudin agar tidak terjadi kekosongan kepemimpinan.

"Pas nyampe sana ternyata persepsi saya tentang hari itu salah. Maka dari itu saya langsung hubungi Pak Gubernur terus terjadi percakapan dan saya juga harus menjelaskan juga ke Kementerian," ungkapnya.

Sebelum menuju ke Kemendagri. Lucky Hakim menegaskan, tindakannya ke luar negeri merupakan kesalahan. Terutama kesalahan dalam mengartikan definisi hari kerja.

(sya/sud)


Hide Ads