Lucky Hakim Usul Bahasa Jepang Diajarkan Sejak SMP di Indramayu

Lucky Hakim Usul Bahasa Jepang Diajarkan Sejak SMP di Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Rabu, 09 Apr 2025 16:41 WIB
Kegiatan Lucky Hakim melakukan normalisasi sungai Cimanuk
Kegiatan Lucky Hakim melakukan normalisasi sungai Cimanuk (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Kabupaten Indramayu menjadi lumbung pekerja migran di Jawa Barat. Tidak hanya Taiwan, Jepang pun menjadi salah satu negara yang banyak dituju calon pekerja migran.

Dari data Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Indramayu, sebanyak 490 warga Indramayu telah berangkat ke Jepang sepanjang tahun 2024. Yaitu terdiri dari 201 laki-laki dan 289 perempuan.

Kepala Bidang Penempatan Kerja, Asep Kurniawan menjelaskan ragam jenis pekerjaan yang diminati para PMI asal Indramayu di Jepang. Mulai dari hospitality, hingga manufaktur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang jelas Jepang itu banyak di fishing, manufaktur terus hospitality. Saya belum banyak tahu persis di pertanian," kata Asep kepada detikJabar, Rabu (9/4/2025).

Memang lanjut Asep, beberapa PMI diketahui sudah mengantongi SSW (Specified Skilled Worker) atau dikenal Tokutei Ginou. Sehingga, PMI tersebut bisa tinggal di Jepang lebih lama sesuai kebutuhan kerja.

ADVERTISEMENT

Bahkan, peluang mendapat kesempatan kerja di negeri matahari terbit itu mulai terbuka lebar bagi warga Indramayu. Yaitu melalui (Surat Izin Perekrutan) P3MI.

"Beberapa penempatan yang sudah diinfokan ke kami dari Kabupaten lain sudah ada melalui sistem P3MI. Kita coba membangun kemitraan dengan Pemkab bisa menjadi solusi juga. Cirebon sudah ada, nah kita coba arahkan untuk di Indramayu," ujarnya.

Bupati Indramayu Lucky Hakim saat melakukan normalisasi sungai Cimanuk, menjelaskan alasannya berlibur ke Jepang. Selain liburan, ia mengaku sudah berjanjian dengan warga Indramayu yang ada di Jepang.

Bahasa Asing Jadi Kebutuhan Anak Muda Indramayu

Selain itu, dari BLK (balai latihan kerja) yang sudah memberangkatkan seribu pekerja ke Jepang. Lucky melihat bahasa asing menjadi salah satu kebutuhan bagi anak muda di Indramayu. Sehingga, ia meminta kepada pemerintah provinsi agar menambahkan pelajaran bahasa asing seperti Jepang, Korea maupun Mandarin kepada siswa tingkat SMP sederajat.

"Ketika SMK dan SMA sudah belajar bahasa Jepang. Saya kan mendorong SMP nya juga belajar bahasa Jepang. Sehingga lulus SMK orang tuh sudah 6 tahun belajar bahasa Jepang. Jadi sudah casciscus," kata Lucky kepada awak media.

Sehingga lanjut Lucky, ketika belajar di BLK, orang tersebut tidak lagi fokus berlatih bahasa. Melainkan lebih ke pengembangan skill. Hal itu agar mendapatkan potensi upah lebih tinggi.

"Belajar di BLK itu teknis, nyetir, caretaker ngurusin orang tua atau teknisi. Jadi pas di sana gajinya lebih besar daripada hanya pakai tenaga," ungkapnya.

Di sisi lain, Lucky mengaku ingin menggali lebih dalam tentang pekerja Indramayu di Jepang. Lucky berkeinginan agar warga Indramayu sepulang dari Jepang bisa menjadi pengusaha.

"Kemarin rencananya saya pengen ketemu sama mereka itu (PMI) itu supaya mereka berangkat jadi pekerja, pulang jadi pengusaha. Supaya mereka punya afiliasi bisnis atau enterpreneurship," tambah Lucky.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads