Hindarsyah Saputra (43) tak menyangka rumah yang sudah ditinggali bersama anak istrinya selama tujuh tahun ini ambruk gegara bencana pergerakan tanah pada Senin (7/4/2025).
Warga Kampung Babut Tengah, RT 4 /RW 19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi itu terpaksa mengungsi sementara waktu karena rumahnya sudah tak bisa ditinggali lagi.
"Sekarang mengungsi dulu ke mertua, lagi cari kontrakan juga. Ya mau bagaimana lagi, rumahnya rusak parah nggak bisa ditinggali," kata Hindarsyah saat ditemui, Selasa (8/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menceritakan, peristiwa pergerakan tanah itu berawal saat adanya suara retakan di tembok rumahnya. Kemudian ia merasakan adanya getaran dan tanah mulai bergerak.
"Jadi seperti ada suara gemuruh gitu, setelah dicek ada retakan di tembok. Dilihat ke luar ternyata tanahnya sudah ambles, terus rumah di sebelah saya sudah ambruk bagian tengahnya," kata Hindarsyah.
Beruntung pergerakan tanah itu tak terjadi secara langsung. Sehingga anggota keluarganya yang ada di dalam rumah bisa menyelamatkan diri sebelum kerusakannya kian parah.
"Jadi kerusakan parahnya itu kemarin siang, kalau dari subuh itu baru tanda-tanda awal. Selama saya tinggal di sini, ini kejadian pertama dan pastinya bikin kaget," ujar Hindarsyah.
Warga lainnya, Memen juga terdampak pergerakan tanah. Rumahnya retak-retak dengan ukuran cukup lebar. Jika hujan turun dengan deras, bukan tak mungkin pergerakan tanah bisa membuat rumahnya ambruk.
"Bagian tengah rumah saya retaknya sudah parah, kalau masuk ke dalam rumah juga khawatir ambruk tiba-tiba. Sekarang ya saya ngungsi sama istri, apalagi istri stroke sudah setahun ini," kata Memen.
Berdasarkan pendataan BPBD Kota Cimahi, ada sepuluh rumah yang rusak akibat bencana pergerakan tanah. Dari sepuluh rumah itu empat rumah di antaranya rusak dengan kategori sedang hingga berat.
"Betul telah terjadi pergerakan tanah di rumah warga yang posisinya ada di pinggir lereng. 10 rumah terdampak, dengan kerusakan langsung 4 rumah dan sisanya terancam," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fithriandy Kurniawan.
Saat ini, kata Fithriandy, pergerakan tanah masih terus terjadi. Rumah-rumah yang masih berdiri di atasnya, bisa roboh kapan saja. Sementara para penghuninya sudah mengungsi ke rumah kerabat.
"Kita minta masyarakat tidak ada yang mendekat karena tanah masih terus bergerak. Untuk penghuni juga kita sarankan mengungsi karena memang rumah sama sekali tidak bisa dihuni dan tentu berbahaya," kata Fithriandy.
(mso/mso)