Lorong-lorong Pasar Semi Modern Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi tak ubahnya lautan manusia. Dari blok pakaian, bahan pangan, hingga kios-kios kecil di sudut pasar, pembeli tumpah ruah.
Namun yang paling menonjol adalah kerumunan di depan deretan toko emas. Antrean panjang menghiasi sepanjang jalur utama pasar, dari yang membawa anak, menenteng kantong belanja, hingga yang hanya berdiri sambil memandangi etalase berisi perhiasan.
Toko-toko mas tampak diserbu pembeli. Mayoritas adalah kaum ibu yang dengan sabar berdiri sejak pagi demi mendapatkan perhiasan emas yang akan dikenakan saat hari raya nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biar kelihatan cantik pas Lebaran. Biarpun nanti ujung-ujungnya dijual lagi," ucap seorang ibu yang baru saja menimbang sepasang anting kecil, Minggu (30/3/2025).
Fenomena membeli emas menjelang Lebaran memang sudah menjadi tradisi tahunan di Palabuhanratu. Bukan sebagai simpanan jangka panjang, melainkan untuk keperluan Lebaran.
Setelah hari raya usai, sebagian besar emas tersebut akan kembali dijual. Mereka paham, harga jual emas saat itu pasti lebih rendah dari harga beli, namun tak menjadi masalah.
"Biasanya rugi beberapa ratus ribu kalau dijual lagi. Tapi enggak apa-apa, yang penting pas Lebaran anak-anak lihat emaknya masih bisa pakai emas," ujarnya sambil tersenyum pasrah.
Pantauan detikJabar menunjukkan, suasana seperti ini menjadi rutinitas tahunan yang terus berulang. Emas tak hanya menjadi barang mewah, tetapi juga pelengkap penampilan saat bersilaturahmi, terutama bagi kaum ibu yang ingin tetap terlihat percaya diri di hadapan keluarga besar.
![]() |
Di luar area pasar, fenomena yang hampir serupa juga tampak di beberapa titik lain di Palabuhanratu. Di sejumlah konter ponsel yang tersebar di sepanjang Jalan Siliwangi hingga sekitar Alun-Alun Palabuhanratu, warga ramai memburu ponsel baru maupun bekas. Beberapa bahkan membeli ponsel dengan cara kredit atau memanfaatkan THR.
"Saya beli HP ini biar pas Lebaran enggak malu. Mau buat foto-foto keluarga juga biar hasilnya bagus," kata Karim, seraya menenteng kotak ponsel dari konter sederhana di kawasan pusat kota.
Meski sadar ponsel tersebut bisa saja dijual kembali setelah Lebaran, warga tetap membelinya. Entah dijual karena kebutuhan mendesak, utang, atau keperluan lain, mereka tak mempermasalahkan potensi kerugian yang akan diterima.
"Paling juga nanti dijual lagi habis Lebaran. Untung rugi, itu urusan nanti. Yang penting pas hari raya bisa dipakai dulu," tambahnya.
Selain emas dan ponsel, motor bekas juga tak kalah menjadi incaran. Di sejumlah lapak motor bekas yang tersebar di pinggiran kota, beberapa warga tampak serius memilih kendaraan roda dua yang siap digunakan saat Lebaran.
Henhen misalnya, ia mengaku sengaja membeli motor bekas di salah satu penjual langganannya. Ia sudah janjian jauh-jauh hari sebelum mudik agar bisa digunakan untuk bersilaturahmi ke rumah keluarga dan tetangga.
"Motor buat Lebaran aja. Buat muter-muter kampung, silaturahmi. Nanti juga dilego lagi, mau rugi berapa pun enggak apa-apa, yang penting sempat dipakai pas Lebaran," tuturnya sambil mencoba mesin motor yang baru saja ia beli.
Sejumlah lapak motor bekas di Palabuhanratu mengaku penjualan mereka memang cenderung naik jelang Lebaran. Namun tak jarang, motor-motor yang laku itu akan kembali masuk ke showroom hanya berselang beberapa minggu setelah Lebaran usai.
"Ini langganan tahunan, kebanyakan mereka merantau di luar kota. Saat ada rencana mudik mereka pasti kirim pesan, mau motor lengkap dengan jenisnya. Kebanyakan metik, mereka beli dan saat sudah mau bekerja lagi itu motor mereka jual lagi kadang enggak mempermasalahkan walau mereka jual rugi. Ada juga yang dikasihkan ke adiknya, biasanya yang begini itu bekerja di luar jawa, di Papua, Kalimantan ada juga yang Sumatera," kata Feri, penjual motor bekas.
Bagi warga, membeli emas, ponsel, hingga motor bekas, walau hanya dipakai sesaat, menjadi cara menjaga harga diri dan kebahagiaan keluarga saat Lebaran.
Meski harus merelakan barang-barang itu kembali dijual dengan harga yang lebih rendah, setidaknya mereka telah menjalani hari kemenangan dengan senyum dan kebanggaan.
(sya/orb)