Jalur Kamojang yang berada di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung masih menjadi salah satu jalur menuju Kabupaten Garut. Namun jalur tersebut tidak direkomendasikan sebagai jalur alternatif mudik.
Banyak pemudik yang memilih jalur ini dengan tujuan Garut Selatan, karena bisa memotong waktu perjalanan dibandingkan menggunakan jalur utama Bandung-Garut via Cileunyi-Nagreg. Jalur ini biasa digunakan pemudik motor, namun tak sedikit ada juga pemudik yang menggunakan kendaraan roda empat.
Bagi Anda yang hendak mudik ke Garut dan memilih jalur alternatif ini diminta untuk tetap berhati-hati, pasalnya jalur ini memiliki kontur jalan yang menanjak dan menurun. Tanjakannya cukup terjal dan turunannya cukup curam. Selain itu, di sore dan malam hari kabut kerap turun di beberapa titik dan hal itu harus diantisipasi oleh para pemudik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalur ini memang memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa, apalagi jalur ini memiliki jembatan ikonik bernama Jembatan Cukang Monteng. Meski warna kuning di jembatan ini sudah pudar, namun masih terlihat indah dari kejauhan. Tak jarang, pemudik berhenti di jembatan ini untuk sekedar istirahat dan berswafoto.
Tak hanya di kawasan Jembatan Cukang Monteng, keindahan alam tersaji sepanjang perjalanan Ibun-Samarang atau perbatasan Bandung-Garut.
Karena memiliki kontur jalan yang menanjak dan menurun, kondisi kendaraan harus fit, cek sistem pengereman kendaraan dan ketersediaan bahan bakar. Pasalnya bengkel dan SPBU cukup jarang di jalan ini.
Karena kabut kerap turun, para pengendara tak direkomendasikan melintas di jalan ini pada malam hari. Jalan gelap karena penerangan jalan umum (PJU) masih jarang dan rambu-rambu masih kurang.
Karena hal tersebut, jalan ini tak direkomendasikan polisi untuk dilintasi para pemudik. Adapun pemudik yang melintas di jalan ini, biasanya mereka yang sudah paham medan dan tahu waktu yang tepat unruk melintas di jalan ini.
Seperti Erwin (35), warga Cibalong Garut dan bekerja di kawasan industri Mohammad Toha ini, pilih jalan tersebut untuk memangkas waktu perjalanan.
"Kalau ke Nagreg harus ke kota dulu, bisa lama lagi perjalanannya," kata Erwin kepada detikJabar, Jumat (28/3/2025).
Erwin juga mengaku, dia melintasi jalan itu karena sudah terbiasa. "Sudah biasa, mau mudik atau balik lagi ke kota, suka jalan ini," ujarnya.
Erwin juga mengungkapkan, jika dia dan istrinya pilih jalan itu karena sepanjang perjalanan sejuk. "Panasnya itu pas di Kota Bandung ke Majalaya aja, kalau udah masuk Ibun, Samarang sampai kesana sejuk, meski cuaca panas juga. Selain itu, sepanjang perjalanan banyak pohon dan pemandangan gunung, jadi tetap segar sepanjang perjalanan," ungkapnya.
"Ya tapi memang harus berhti-hati, jangan gagal fokus, kalau saya pas merasa lelah atau ngantuk berhenti aja, mau di warung atau mesjid, dari pada bahaya," tambahnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Rudi, warga Cipatujah, Tasikmalaya ini juga pilih jalur Kamojang untuk pangkas waktu perjalanan.
"Ya sama, supaya cepat juga. Kalau pakai jalur utama banyak macetnya, apalagi kalau macet-macetan sama mobil, males banget," tuturnya.
"Kalau jalan sini enak, yang penting jalan lancar, hati-hati intinya," tambah Rudi.
Selain jalur Kamojang, Satlantas Polresta Bandung juga tak merekomendasikan pemudik menggunakan jalur alternatif Cijapati. Baik jalur Kamojang atau Cijapati, kedua itu memiliki tipikal yang sama dan kerentanan yang sama.
"Jalur alternatif itu (Kamojang) dan seperti Cijapati tidak kami rekomendasikan karena kontur jalan rawan, rawannya terjadi kecelakaan dan di situ juga kurang rambu dan penerangan jalan," kata Kasatlantas Polresta Bandung Kompol Danu Raditya Atmadja.
Danu sebut, pihaknya terus melakukan imbauan keselamatan lalu lintas kepada para pemudik. "Kami lakukan imbauan melalui Unit Kamsel kepada pemudik yang melintasi jalur alternatif tersebut," ujarnya.
Danu mengaku, pemudik yang kerap melintasi jalur itu merupakan pengendara yang sudah mengetahui jalur. Bagi yang belum mengetahui jalur pihaknya tak merekomendasikan apalagi nekat dengan menggunakan aplikasi maps.
"Ya mereka yang gunakan jalur alternatif yang sudah mengetahui jalur," pungkasnya.
(wip/mso)