Idealnya BAB Berapa Kali Sehari? Ini Jawaban Ilmuwan

Kabar Kesehatan

Idealnya BAB Berapa Kali Sehari? Ini Jawaban Ilmuwan

Sarah Oktaviani Alam - detikJabar
Rabu, 26 Mar 2025 10:30 WIB
Ilustrasi toilet umum
Ilustrasi toilet (Foto: Getty Images/iStockphoto/cezars)
Bandung -

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Cell Reports Medicine mengungkap bahwa jadwal buang air besar (BAB) bisa mempengaruhi kondisi tubuh dan kesehatan jangka panjang. Idealnya, seseorang BAB satu hingga dua kali sehari.

Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya kaitan antara sembelit dan diare dengan peningkatan risiko infeksi serta penyakit neurodegeneratif. Namun, karena penelitian ini banyak dilakukan pada pasien yang sudah sakit, masih belum jelas apakah BAB yang tidak teratur menjadi penyebab atau justru akibat dari masalah kesehatan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berharap penelitian ini dapat membuat dokter lebih menyadari potensi risiko dari BAB yang tidak teratur," kata penulis utama studi ini, Sean Gibbons dari Institute for System Biology, dikutip dari Science Alert. Menurutnya, selama ini dokter sering menganggap masalah BAB yang tidak teratur hanya sebagai gangguan biasa.

Penelitian dan Kategorisasi Jadwal BAB


Gibbons dan timnya menganalisis data dari 1.400 orang dewasa sehat yang tidak memiliki penyakit aktif. Mereka mengumpulkan informasi tentang kondisi kesehatan, pola hidup, dan faktor biologis peserta, termasuk kimia darah, mikrobioma usus, serta genetika.

ADVERTISEMENT

Para peserta juga diminta melaporkan frekuensi BAB mereka, yang kemudian dikategorikan ke dalam empat kelompok:

  1. Sembelit → BAB hanya 1-2 kali per minggu
  2. Normal-rendah → BAB 3-6 kali per minggu
  3. Normal-tinggi → BAB 1-3 kali per hari
  4. Diare

Dampak BAB yang Tidak Teratur

Ketika feses berada terlalu lama di dalam usus (sembelit), bakteri usus akan menghabiskan serat yang tersedia dan mulai memfermentasi protein. Proses ini menghasilkan racun berbahaya seperti p-kresol sulfat dan indoksil sulfat yang dapat masuk ke dalam darah dan membebani ginjal.

"Kami menemukan bahwa bahkan orang sehat yang mengalami sembelit memiliki kadar racun ini lebih tinggi dalam darah mereka," jelas Gibbons.

Sementara itu, pada kasus diare, para peneliti menemukan adanya tanda-tanda peradangan dan gangguan hati. Selama diare, tubuh mengeluarkan terlalu banyak asam empedu, yang harus didaur ulang oleh hati untuk membantu pencernaan lemak. Jika ini terjadi terus-menerus, hati bisa mengalami tekanan berlebih.

Bagaimana Menjaga Pola BAB yang Sehat?

Menurut penelitian ini, pola BAB satu hingga dua kali sehari dianggap sebagai "zona Goldilocks", yaitu kondisi yang paling ideal untuk kesehatan usus. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan angka ini.

Secara umum, orang yang lebih muda, perempuan, dan mereka yang memiliki berat badan lebih rendah cenderung memiliki frekuensi BAB lebih jarang. Hal ini bisa dipengaruhi oleh hormon dan sistem saraf, serta perbedaan pola makan antara pria dan wanita.

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa kebiasaan penting untuk menjaga kesehatan BAB meliputi:


✅ Konsumsi lebih banyak buah dan sayur

✅ Minum air putih dalam jumlah cukup

✅ Berolahraga secara teratur

✅ Meningkatkan asupan makanan berbasis tumbuhan

"Makan lebih banyak buah dan sayur adalah faktor utama yang kami temukan," kata Gibbons.

Ke depannya, para peneliti berencana melakukan uji klinis dalam skala besar untuk memahami lebih dalam bagaimana mengatur pola BAB yang sehat guna mencegah berbagai penyakit di masa depan.

(sao/yum)


Hide Ads