Pemudik yang melintasi Kabupaten Sukabumi pada musim Lebaran tahun ini disarankan menghindari puncak arus mudik yang diprediksi terjadi pada 27 hingga 29 Maret 2024.
Sementara itu, puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 5 hingga 7 April. Kepadatan kendaraan yang bercampur antara pemudik, wisatawan, dan aktivitas lokal berpotensi menyebabkan kemacetan panjang di sejumlah titik rawan.
Baca juga: Tradisi Tahunan di Pasar Baru Bandung |
Kabupaten Sukabumi sendiri dikenal sebagai jalur penghubung antara Jakarta, Bogor, Sukabumi, hingga Cianjur dan Bandung. Selain menjadi rute mudik utama, daerah ini juga menjadi tujuan wisata pasca-Lebaran, terutama ke kawasan Palabuhanratu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lonjakan kendaraan kerap menyebabkan kemacetan di beberapa titik strategis, termasuk jalur nasional Bogor-Sukabumi dan jalur menuju kawasan pesisir selatan.
Kasatlantas Polres Sukabumi, AKP Arif Saepul Haris, mengatakan bahwa kepadatan arus mudik dan balik di Kabupaten Sukabumi akan terjadi pada waktu tertentu yang harus diwaspadai pemudik.
"Prediksi arus mudik sekitar tanggal 27, 28, 29 Maret, agar menghindari waktu tersebut. Sedangkan prediksi arus balik diperkirakan terjadi pada 5-6-7 April. Jika memungkinkan, pemudik sebaiknya mengatur perjalanan di luar tanggal tersebut untuk menghindari kepadatan," ujar Arif kepada detikJabar, Rabu (19/3/2025).
Salah satu titik yang paling terdampak adalah akses menuju Palabuhanratu. Dengan terputusnya jalur ke Geopark Ciletuh, arus kendaraan wisatawan dipastikan terpusat ke Palabuhanratu, menyebabkan antrean panjang di jalur utama.
Selain itu, penyempitan jalan di depan PT Wonokoyo di jalur Bogor-Sukabumi juga menjadi faktor penyebab perlambatan arus kendaraan. Jalur alternatif yang menghubungkan Sukabumi dengan Bogor pun kerap mengalami kendala.
Jalan yang sempit dan banyaknya kendaraan besar membuat ruas ini tidak selalu menjadi solusi untuk menghindari kemacetan. Titik krusial lain yang perlu diwaspadai pemudik adalah Pasar Cibadak, di mana keberadaan pasar tumpah dan pedagang musiman sering memperlambat laju kendaraan.
Polres Sukabumi sendiri telah menyiapkan sejumlah strategi rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan. "Arus yang menuju Sukabumi akan diarahkan melewati Jalan Pelabuhan II, melalui Warung Kiara, Cikembar, hingga Palabuhanratu. Sementara itu, kendaraan yang keluar dari Palabuhanratu akan dialihkan melalui jalur Cikidang guna mengurangi kepadatan," kata Arif.
Selain itu, jalur alternatif lain juga disiapkan, termasuk rute Simpang Nagrak menuju Simpang Karang Tengah Cibadak. Namun, pengendara tetap diimbau untuk menyesuaikan perjalanan agar tidak terjebak di puncak arus mudik.
Untuk memastikan kelancaran lalu lintas, Polres Sukabumi mengerahkan 750 personel, ditambah satu kompi bantuan dari Polda yang terdiri dari personel Brimob dan Polairud. Selain itu, kendaraan dengan sumbu tiga atau lebih akan dilarang beroperasi selama arus mudik dan balik sesuai dengan keputusan bersama tiga menteri.
Bagi pemudik yang membutuhkan tempat istirahat, Polres Sukabumi telah mendirikan posko terpadu di Exit Tol Parungkuda. Fasilitas ini menyediakan layanan kesehatan, bengkel darurat, serta tempat istirahat bagi pemudik.
Selain itu, armada derek telah disiapkan di beberapa titik strategis, termasuk Exit Tol Parungkuda, Cikidang, Bantar Gadung, Warung Kiara, Palabuhanratu, dan Puncak Dharma. Kepolisian juga mengingatkan agar pengendara memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan prima serta menjaga stamina selama perjalanan.
"Siapkan fisik dan kendaraan sebaik mungkin. Harap tertib dalam berlalu lintas untuk keselamatan bersama," ujar Arif.
"Bagi pemudik yang membutuhkan informasi lalu lintas secara real-time atau memerlukan bantuan selama perjalanan, Polres Sukabumi menyediakan layanan call center di nomor 110," pungkas Arif menambahkan.
(sya/orb)