Hujan deras yang mengguyur wilayah Sukabumi pada Kamis (6/3/2025) malam menyebabkan longsor besar di Kampung Ciseupan, Kedusunan Kaungluwuk, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Longsoran tanah dari Bukit Ciseupan Pegunungan Kubang, menimpa permukiman warga, menutup akses jalan, dan menghancurkan rumah-rumah. Beberapa rumah bahkan tertimbun tanah hingga setinggi leher.
Pantauan detikJabar di lokasi, sejumlah rumah rusak berat. Material longsor berupa tanah, bebatuan, dan batang pohon memenuhi halaman permukiman warga. Salah seorang warga, Sujatna (50), menceritakan detik-detik saat tanah longsor menerjang rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya malam kejadian itu pas mau berangkat ke masjid, habis azan isya mau salat. Pas habis itu kejadian, longsor datang. Saya langsung menyelamatkan diri bersama keluarga," kata Sujatna saat ditemui detikJabar, Rabu (12/3/2025).
Menurutnya, sebelum longsor datang, ia sempat mendengar suara batu-batu besar jatuh dari atas bukit. Bunyi gemuruh itu makin keras seiring hujan yang terus mengguyur.
"Kan pada lari semua. Saat itu warga semua menyelamatkan diri. Malam itu alhamdulillah enggak ada korban, tapi rumah sekitar 10 lebih hancur semua. Ini longsor dari Bukit Ciseupan. Ada aliran sungai yang berubah arah dan menjebol rumah warga. Boro-boro selamatin barang, selamatin keluarga saja syukur alhamdulillah," tuturnya.
Sujatna mengungkapkan, rumahnya kini tertimbun tanah dengan ketinggian mencapai 4 meter. Dinding rumah jebol, berbagai material bertumpuk di dalamnya.
"Kalau datangnya longsor itu ke sini jam habis azan isya, hujan terus kemudian terdengar suara batu jatuh, terus ada suara itu lagi sekitar jam 8 malam, jadi berturut-turut, enggak sekaligus," tambahnya.
Warga Kesulitan, Bantuan Belum Merata
Bencana ini menyebabkan banyak warga kehilangan tempat tinggal. Mereka terpaksa mengungsi ke rumah keluarga atau menyewa tempat lain karena rumah mereka sudah tidak bisa dihuni lagi. Warga juga mengeluhkan minimnya bantuan yang datang ke lokasi.
"Yang dibutuhkan warga sementara ini makanan, beras, itu yang paling dibutuhkan. Bantuan pakaian ada, tapi bukan itu yang utama. Yang penting bagaimana bisa makan," ujar Sujatna.
Menurutnya, hingga saat ini, belum ada bantuan signifikan dari pemerintah desa setempat. Warga masih bertahan dengan apa yang mereka miliki sambil berharap bantuan segera datang.
"Kalau kurang lebih jumlah korban terdampak saya enggak tahu pasti karena pak RT juga lagi enggak ada. Dari pihak desa Cidadap belum ada yang datang. Yang datang baru dari desa Cimaja dan kecamatan," ungkapnya.
Kondisi jalan-jalan di permukiman juga menyedihkan, akses jalan tertutup lumpur. Sejumlah barang-barang milik warga hancur sengaja disimpan di pinggir jalan.
Penyintas Bencana Alami Gatal-gatal
Dampak longsor tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga memicu masalah kesehatan di kalangan warga terdampak. Asep Budri, Sekretaris Camat (Sekmat) Simpenan, menyebutkan bahwa tim kesehatan sudah diterjunkan ke lokasi untuk memberikan pengobatan gratis.
"Warga yang terdampak banyak mengeluhkan gatal-gatal, masalah lambung, dan ada satu anak yang mengalami luka akibat terkena pecahan kaca," ujar Asep.
Ia menambahkan, layanan kesehatan dilakukan di beberapa titik terdampak. Selain di Kampung Ciseupan, pengobatan gratis juga diberikan di Cibutun, Desa Sangrawayang, dengan bantuan tim medis dari Polres Sukabumi.
Hingga saat ini, akses menuju Kampung Ciseupan masih terhambat akibat longsoran tanah yang menutup jalan. Bahkan, kendaraan roda dua pun kesulitan untuk melintas. Warga berharap ada upaya lebih cepat dalam membuka akses dan menyalurkan bantuan.
Pantauan detikJabar, selain Kampung Ciseupan, beberapa kampung lain di Kedusunan Kaungluwuk juga terdampak longsor, seperti Babakan Jati, Jeruk Nipis, dan Kampung Baru.
"Akses jalan tertutup, kendaraan enggak bisa masuk. Motor saja susah. Kami benar-benar terisolir," kata seorang warga.
Warga berharap pemerintah segera bertindak, membuka akses jalan, dan mendistribusikan bantuan yang lebih merata.