Sebanyak empat rumah warga dan masjid di Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, hancur akibat pergerekan tanah. Akses jalan di desa itu juga rusak.
Bencana tanah bergerak ini terjadi setelah wilayah itu terus menerus diguyur hujan deras berhari-hari. Bencana pergerakan tanah mulai dirasakan warga pada Minggu (9/3/2025) sekitar pukul 22.00 WIB yang mengakibatkan kerusakan sejumlah bangunan.
Menurut Camat Tegalwaru Beny Primiadi, Desa Cisarua merupakan titik rawan terjadinya bencara pergerakan tanah. Sebab, tanah di desa tersebut labil. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, karena warga mengungsi terlebih dahulu sebelum bangunannya ambruk," ujar Beny ditemui di kantornya, Senin (10/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beny menjelaskan, wilayah yang terdampak bencana adalah daerah curam yang dibawanya terdapat aliran air. "Adapun pergeseran ini akibat wilayah bawah ada jurang dan aliran air ketinggian delapan meter, adapun pergeseran ini korban tidak ada. Namun, rumah (jumlah) empat, masjid 1, masjid (kondisi) roboh total. Kami sudah mengevakuasi warga dan rumah itu dikosongkan takut terjadi hal lain, sampai detik ini warga mengungsi," katanya.
Sementara menurut pengakuan warga, peristiwa yang baru pertama kali terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur berjam-jam, kemudian terdengar suara gemuruh hingga bangunan perlahan bergerak dan hancur. "Waktu hujan dari setengah enam sampai jam tiga. Mulai parahnya, robohnya semalam jam setengah satu roboh, masjid roboh, warung, rumah warga. Awalnya terdengar suara gemuruh terus warga mengajak pemilik rumah ngungsi ke rumah saudaranya," ucap Enan.
Diketahui di kecamatan Tegalwaru terdapat tiga desa yang alami pergerakan tanah, dua desa lainnya sudah terjadi bertahun-tahun dan kini nyaris menjadi tempat mati.
(sud/sud)