Roket milik SpaceX yang dikembangkan oleh Elon Musk mengalami ledakan beberapa menit setelah lepas landas, menyebabkan gangguan terhadap ratusan penerbangan di Amerika Serikat.
Mengutip dari detikNews, Sabtu (8/3/2025)., menurut laporan dari Metro, roket tersebut melontarkan puing-puing dari lokasi peluncurannya di Texas hingga mencapai Kepulauan Turks dan Caicos di Karibia. Akibat insiden ini, sekitar 240 penerbangan terdampak, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Penerbangan Federal AS (FAA) pada Jumat (7/3).
Dampak Meledaknya Roket
Kegagalan peluncuran Starship pada Kamis (6/3) mengakibatkan 171 penundaan keberangkatan dengan rata-rata keterlambatan 28 menit, 28 pengalihan penerbangan, serta 40 pesawat yang tertahan di udara selama rata-rata 22 menit. FAA juga mengaktifkan Debris Responsive Area untuk menangani puing-puing yang tersebar. Starship sendiri merupakan bagian penting dalam rencana ambisius Elon Musk untuk membawa manusia ke Mars.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai langkah mitigasi, FAA mengeluarkan perintah penghentian darat selama lebih dari satu jam di beberapa bandara utama di Florida, termasuk Bandara Internasional Miami, Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood, Bandara Internasional Palm Beach, dan Bandara Internasional Orlando.
Insiden ini merupakan kegagalan uji peluncuran kedua SpaceX dalam waktu lebih dari satu bulan. Sebelumnya, uji terbang ketujuh Starship juga mengalami ledakan pada 16 Januari, yang menyebabkan puing-puing berserakan di Kepulauan Turks dan Caicos. Meski demikian, tidak ada laporan mengenai korban luka dalam kedua insiden tersebut.
Kemunduran Kecil
Elon Musk, yang juga aktif dalam pemerintahan Trump untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), menanggapi insiden ini dengan menyebutnya sebagai "kemunduran kecil."
"Pesawat berikutnya akan siap dalam 4 hingga 6 minggu," tulis Musk di platform X.
Ledakan Starship ini terjadi lebih dari sebulan setelah tabrakan antara jet regional American Airlines dan helikopter Black Hawk, yang menjadi salah satu kecelakaan penerbangan terburuk di AS sejak 2001. Selain itu, meningkatnya insiden kecelakaan pesawat kecil di seluruh negeri turut menambah kekhawatiran publik terkait keselamatan perjalanan udara.
Sementara itu, pada pertengahan Februari, ratusan karyawan FAA dilaporkan menerima pemberitahuan pemutusan hubungan kerja melalui email perintah eksekutif. Langkah ini dilakukan setelah Presiden Donald Trump menyatakan akan memecat pengontrol lalu lintas udara yang dianggap tidak kompeten secara mental untuk menjalankan tugas mereka.
Artikel ini telah tayang di detikINET.
(ask/sud)