Banjir bandang akibat meluapnya Sungai Cipalabuhan menghancurkan satu rumah kontrakan di RT 02 RW 22, Kampung Gumelar, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Dua penghuni rumah, yakni seorang ibu bernama Santi alias Zahra (40) dan anaknya yang masih berusia 3 tahun Nurul, dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.
Koordinator Pos SAR Basarnas Sukabumi Suryo Adianto mengungkapkan, informasi terkait peristiwa ini berawal dari laporan pemilik kontrakan yang melaporkan rumahnya hancur diterjang arus deras Sungai Cipalabuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di kontrakan tersebut terdapat dua orang, yaitu Ibu Santi dan anaknya Nurul. Informasi dari saksi terakhir, mereka sempat bertahan dengan memegangi jendela kontrakan sebelum akhirnya terseret arus," kata Suryo kepada detikJabar, Jumat (7/3/2025).
Derasnya aliran sungai membuat bangunan itu roboh dan hanyut. Hingga saat ini, korban ibu dan anak tersebut masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan.
Pantauan detikJabar di lokasi, Tim SAR Basarnas bersama relawan sudah melakukan upaya pencarian sejak Kamis malam. Namun, proses evakuasi mengalami kendala karena banyaknya sampah yang menumpuk di sekitar lokasi kejadian.
"Kami menduga korban tertimbun di bawah tumpukan sampah yang terbawa arus. Saat ini, fokus kami adalah membersihkan dan menyisihkan material tersebut agar bisa mempercepat proses pencarian," ujar Suryo.
Pantauan detikJabar di lokasi, derasnya arus Sungai Cipalabuhan menyisakan pemandangan memilukan kontrakan yang sebelumnya menjadi tempat tinggal korban kini hanya menyisakan puing-puing yang berserakan.
Terlihat sebagian besar bangunan kontrakan sudah hancur. Dinding berwarna hijau yang tersisa terlihat jebol di beberapa bagian, menyisakan lubang besar yang menganga.
Bagian atapnya roboh, dengan genting dan kayu berserakan di tanah. Tumpukan sampah, kayu, dan lumpur bercampur menjadi satu, terbawa arus deras yang meluap dari sungai.
Ranting dan batang pohon besar yang tercerabut dari akarnya berserakan di halaman rumah, terjebak di antara reruntuhan bangunan. Sebuah meja kayu berwarna kuning tampak tersangkut di antara puing-puing, menambah kesan betapa kuatnya arus yang menghantam kawasan ini.
Petugas SAR dengan seragam oranye mencolok terlihat tengah melakukan pemantauan, mencari tanda-tanda keberadaan korban yang masih hilang. Hujan yang masih turun semakin memperburuk kondisi di lokasi, membuat tanah berlumpur dan pencarian menjadi lebih sulit.
Hingga Jumat siang pencarian masih berlangsung dengan metode manual dan menggunakan alat berat di beberapa titik yang dicurigai sebagai lokasi tertimbunnya korban.
(sya/mso)