Di tengah hiruk-pikuk pengunjung yang sibuk hilir mudik di Grage Mall, Cirebon, terdapat satu sudut yang menyuguhkan ketenangan. Sebuah ruang yang tertata rapi menampilkan deretan lukisan indah yang memukau. Lukisan-lukisan tersebut adalah karya Casta, seorang seniman asal Cirebon, yang dipamerkan dalam sebuah pameran tunggal.
Pameran bertajuk "Munajat Qurani" ini menampilkan puluhan karya seni yang memadukan unsur spiritualitas dengan kearifan lokal. Pameran ini berlangsung di Grage Mall, Kota Cirebon, mulai 4 Maret hingga 9 April 2025.
Setiap lukisan dalam pameran ini tidak hanya menggambarkan keindahan doa-doa dalam Al-Qur'an, tetapi juga mengangkat kekayaan budaya khas Cirebon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inspirasi dari Kitab Doa Ulama Cirebon
detikJabar berkesempatan berbincang dengan Casta, sang seniman di balik pameran ini. Ia mengungkapkan bahwa karya-karyanya terinspirasi dari sebuah kitab doa yang ditulis oleh ulama asal Cirebon, KH Ahsin Sakho.
"Tema Munajat Qurani yang saya angkat ini sebenarnya berangkat dari sebuah kitab yang ditulis oleh KH Ahsin Sakho. Nama kitabnya juga Munajat Qurani, yang berisi kumpulan doa-doa dari Al-Qur'an," ujar Casta, baru-baru ini.
Baca juga: Matinya Pasar Seni Gua Sunyaragi Cirebon |
Sebelum mengangkat tema ini, Casta meminta izin langsung kepada sang ulama untuk menggunakan isi kitabnya sebagai inspirasi dalam lukisan.
"Saya meminta izin kepada beliau. Saya ingin setiap lukisan mewakili satu doa dari kitab itu. Selama ini, doa biasanya hanya dibaca dan diulang. Tapi menurut saya, akan menarik jika doa-doa ini diabadikan dalam bentuk lukisan," jelasnya.
Karya-karya Casta dalam pameran ini tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga menjadi jembatan penghubung antara nilai-nilai religius dan seni rupa.
"Seni rupa selama ini sering dianggap sesuatu yang berseberangan dengan dunia agama. Lewat karya ini, saya ingin menyatukan keduanya," tambahnya.
![]() |
Mengangkat Kekayaan Budaya Cirebon
Selain menampilkan unsur spiritual, karya-karya Casta juga sarat dengan nuansa budaya khas Cirebon. Ia memasukkan unsur batik, motif klasik, serta ornamen khas Cirebon yang memiliki makna mendalam.
"Ketika konsep ini saya visualisasikan dalam bentuk lukisan, saya tetap memasukkan elemen budaya Cirebon. Sebagai orang Cirebon, saya ingin menghadirkan simbol-simbol kebudayaan dalam karya saya," terang Casta.
Dalam pameran ini, terdapat 36 lukisan yang menggabungkan nilai-nilai religi dengan kekayaan budaya Cirebon.
Salah satu karya yang menarik perhatian adalah lukisan yang menggambarkan panji atau bendera Kerajaan Cirebon. Lukisan ini menampilkan berbagai simbol penting dari kerajaan, yang mencerminkan identitas dan kejayaan Cirebon di masa lalu.
Di antara simbol yang terdapat dalam lukisan tersebut adalah Macan Ali dan Paksi Naga Liman, yang memiliki makna mendalam dalam sejarah Kerajaan Cirebon.
"Di lukisan itu, saya menampilkan bendera Cirebon yang dikelilingi oleh simbol-simbol kesaktian. Ada Macan Ali, Paksi Naga Liman, dan elemen lainnya. Semua ini merupakan simbol kebesaran Cirebon di masa lalu," jelas Casta.
Melalui lukisan-lukisannya, Casta ingin mengingatkan kembali bahwa Cirebon pernah mencapai masa kejayaan.
"Saya ingin menghadirkan kembali kebesaran Cirebon di masa lalu. Ini bukan sekadar karya seni, tapi juga pesan moral," tutupnya.
![]() |
(tya/tey)