Kisah seorang wanita asal Kabupaten Batang yang tinggal sendirian di hutan wilayah Malaysia mendadak jadi sorotan. Video itu diunggah di akun TikTok @bansos.pmi.omtris dan akun Instagram @batanginfo.id.
Saat ditanya oleh si perekam video, wanita paruh baya itu mengaku bernama Sakina Angreini asal Desa Candirejo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang.
"Barangkali ada yang mengenali lhur Saat diwawancarai, beliau mengaku orang desa Candirejo Kecamatan Bawang Kabupaten Batang RT 05 RW 06.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
nama aslinya Ribut. Sekarang berada di hutan Malaysia. Menurut berbagai sumber, beliau kerja ke malaysia sejak 2006 dan sampai sekarang belum ada kabar.
Bagi keluarga atau tetangga yang mengenali bisa menghubungi akun tiktoknya @ bansos.pmi.omtris," tulis keterangan di unggahan akun @batanginfo.id, seperti dikutip detikJateng, Kamis (6/3).
Saat ditelusuri, salah seorang warga Desa Candirejo, Kecamatan Batang, Agus Khafif membenarkan jika wanita dalam video viral tersebut adalah tetangga satu desa dengannya.
"Ya, yang video viral itu masih satu desa dengan saya. Sudah lama tidak ada kabarnya," kata Agus saat dihubungi detikJateng, Kamis (6/3/2025).
"Kabar terakhir tahun 2006 menjadi TKW (tenaga kerja wanita) di Malaysia, tapi sampai sekarang belum pernah pulang. Ada kakak kandungnya di sini, masih ada, namanya Pak Tamat," sambung dia.
Camat Bawang, Suratno, juga membenarkan jika wanita dalam video viral itu merupakan warga Desa Candirejo, Kecamatan Bawang.
"Iya benar, itu warga Candirejo," kata Suratno melalui pesan singkat kepada detikJateng.
Keluarga Senang Bercampur Sedih
![]() |
Pihak keluarga pun senang bercampur sedih mengetahui video Ribut tersebut. Kakak tertua Ribut yakni Tamat (75) didampingi istrinya Misni (60), mengaku senang adiknya yang hilang selama belasan tahun akhirnya ditemukan dalam kondisi sehat. Namun dirinya juga sedih mengetahui adik bungsunya itu hidup sendirian di hutan.
"Senang jelas senang melihat itu. Sedih juga, kenapa hidup di hutan sendirian. Bahkan, karena mendengar kabar hidup sendiri di hutan itu, saya dan suami saya, tidak bisa tidur nyenyak," kata Misni ditemui detikJateng di rumahnya, Kamis (6/3/2025).
Misni menceritakan Ribut berangkat menjadi TKW di Malaysia sejak tahun 2006. Saat itu Ribut pamit hendak bekerja sebagai asisten rumah tangga.
"Berangkat menjadi pembantu rumah tangga ke Malaysia tahun 2006. Adik saya sudah punya anak satu, saat itu berumur 4 tahun, masih ada suaminya," katanya.
Saat berangkat ke Malaysia, anak Ribut dititipkan ke kakak yang lainnya. Sedangkan suami Ribut hingga saat ini pihak keluarga juga tidak mengetahui rimbanya.
"Tahun pertama kerja, masih berkirim surat, bahkan uang untuk biaya sekolah anaknya. Namun setelah itu, sampai kemarin, tidak ada kabarnya," ungkapnya.
Lama tidak ada kabar, membuat pihak keluarga cemas. Bahkan, pihak keluarga mendatangi kantor penyalur tenaga kerja, namun kantornya sudah tutup. Berbagai cara dilakukan untuk mencari keberadaan Ribut Uripah, termasuk dengan mendatangi orang pintar.
Lama kelamaan, pihak keluarga berpasrah. Bahkan sudah menganggap Ribut sudah tidak ada.
"Kami bingung, mau usaha apalagi. Makanya kita berdoa terbaik. Tiap Kamis-Jumat kita kirim berdoa. Kami kira sudah tidak ada," tambah Misni.
Anak Ribu Kini Sudah Kuliah
Hingga akhirnya kemarin, sebuah video viral di wilayah Bawang, yang menunjukkan keberadaan Ribut Uripah, yang selama ini dicarinya.
"Sudah lama ya, 19 tahun atau 20 tahun. Wong anaknya saat ini sudah kuliah di Semarang," katanya.
Kamis (6/3) pagi, pihak desa bersama Muspika Bawang mendatangi rumahnya. Untuk pertama kalinya pihak keluarga tersambung dengan Ribut Uripah melalui panggilan video group.
"Senang bisa ngobrol, tadi ada adik saya (Ribut), Pak Yoyok juga," kata Misni.
"Adik saya ingin pulang ke sini, pengin melihat anaknya yang sudah kuliah juga," tambahnya.
Ribut Dievakuasi ke KBRI
![]() |
Kepala Desa Candirejo, Achmad Musyafak, menjelaskan pihaknya saat ini masih berupaya mempersiapkan administrasi kependudukan Ribut Uripah. Diharapkan administrasi ini bisa segera diselesaikan sehingga Ribut Uripah bisa secepatnya pulang ke rumah.
"Pihak kami masih berusaha secepatnya menyelesaikan administrasi kependudukan Ribut Uripah. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Tadi juga dalam video call dijanjikan Pak Yoyok terkait pemulangan Uripah," kata Achmad saat ditemui di rumah kaka Ribut Uripah, Kamis (6/3/2025).
Achmad melanjutkan, saat ini Ribut Uripah telah dievakuasi dari hutan ke KBRI.
"Sudah dievakuasi ke KBRI tadi," ungkapnya.
Menurutnya, ada salah satu warga Bawang yang juga bekerja di satu wilayah dari lokasi dekat dengan Ribut Uripah.
"Namanya Anto bekerja di Malaysia. Tadi video call melalui dia. Alhamdulillah, sudah dievakuasi ke KBRI," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di detikJateng
(yum/yum)