Sederet Fakta Ornamen 'Penyu Kardus' di Alun-Alun Gadobangkong

Sederet Fakta Ornamen 'Penyu Kardus' di Alun-Alun Gadobangkong

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 07 Mar 2025 08:30 WIB
Begini Penampakan Jeroan Penyu Kardus Saat Dibedah Bengkel
Begini Penampakan 'Jeroan' Penyu Kardus Saat Dibedah Bengkel (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Ornamen penyu di Alun-Alun Gadobangkong, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, yang sebelumnya ramai diperbincangkan karena diduga terbuat dari kardus dan bambu, kini sudah tidak ada di tempatnya. Sejak Rabu (5/3/2025), replika penyu tersebut dilaporkan hilang.

detikJabar melakukan pengecekan langsung ke lokasi pada Kamis (6/3/2025) dan mendapati bahwa ornamen tersebut benar-benar sudah tidak ada. Namun hasil penelusuran terungkap fakta, ornamen itu dalam masa perbaikan. Berikut fakta-fakta yang dihimpun detikJabar:

1. Tidak Hilang, Melainkan Dibawa untuk Diperbaiki

Setelah ditelusuri, diketahui bahwa ornamen penyu tidak hilang, melainkan dibawa oleh pihak kontraktor untuk diperbaiki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedang kami perbaiki, kondisinya kan tahu sendiri," ujar Imran Firdaus, rekanan yang membangun kawasan Alun-Alun Gadobangkong sekaligus pembuat ornamen penyu tersebut.

Menurut Imran, ornamen itu dibawa ke bengkel las di Gang Ajid, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, untuk diperbaiki.

ADVERTISEMENT

2. Perbaikan Ornamen Penyu Sudah Mendapat Izin dari DLH Sukabumi

Imran menunjukkan dua dokumen resmi terkait perbaikan ornamen penyu, yaitu surat permohonan perbaikan yang diajukan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi dan surat balasan dari DLH yang memberikan izin perbaikan.

Surat pertama dikirim oleh PT Lingkar Persada KSO CV Adhi Makmur, tertanggal 28 Februari 2025, yang berisi permohonan izin untuk memperbaiki replika penyu serta beberapa bagian area yang rusak akibat gelombang tinggi dan angin kencang.

DLH menyetujui permohonan tersebut pada 3 Maret 2025, sehingga perbaikan bisa dilakukan. Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa kontraktor tergerak untuk memperbaiki ornamen penyu sebagai bentuk kepedulian terhadap kawasan Alun-Alun Gadobangkong.

"Kami merasa prihatin dengan kondisi ini dan tergerak untuk ikut serta mengembalikan kondisi Alun-Alun Gadobangkong sesuai dengan kemampuan yang masih kami miliki," tulis pihak kontraktor dalam suratnya.

3. Struktur Ornamen Penyu Dibongkar, Ditemukan Kardus-Rangka Bambu

Saat dilakukan pembongkaran di bengkel Cimaja, detikJabar melihat langsung kondisi struktur dalam ornamen penyu tersebut.

Mugi Priatna, pekerja yang dipercaya memperbaiki ornamen penyu, mengatakan bahwa kondisi replika itu cukup parah karena sebagian besar rangkanya terbuat dari bambu dan lapisannya dari kardus.

"Kondisinya parah karena mungkin kerangkanya dari bambu dan lapisannya dari kardus, seharusnya pakai (besi) behel. Kalau saya di sini hanya disuruh memperbaiki oleh Pak Imran," kata Mugi Priatna kepada detikJabar.

Saat pembongkaran dilakukan, terlihat kerangka bambu serta lapisan kardus yang sebelumnya digunakan sebagai cetakan untuk resin dan fiberglass. Pola hitam-putih menyerupai tempurung penyu tampak terlepas dan diletakkan di lantai, sementara rangka utama ornamen masih dalam tahap pembongkaran.

4. Perbaikan Akan Menggunakan Rangka Besi

Setelah pembongkaran, ornamen penyu akan diperkuat dengan rangka besi agar lebih kokoh.

"Nanti kita buatkan rangka besi dulu kemudian diberi resin ulang lagi, dengan rangka besi. (Alas resin) bisa pakai kardus bisa pakai serat karbon, mungkin karena biaya pakai kardus alasnya, kalau bagus pakai serat fiber nanti," jelas Mugi Priatna.

Proses perbaikan diperkirakan memakan waktu lebih dari dua minggu, mengingat kondisi awal ornamen yang tidak cukup kuat untuk bertahan di area terbuka dalam jangka waktu lama.

"Untuk waktu pekerjaan, dua minggu lebihan, karena pekerjaan yang begini itu lama," tutup Mugi Priatna.




(sya/mso)


Hide Ads