Herman akhirnya dijemput keluarganya setelah sempat viral karena ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Adiknya, Andi Solehudin (28), menerima kabar dari pihak RW dan langsung datang ke Panti Aura Welas Asih.
"Kaget dapat kabar katanya di sini (panti). Kalau sehari-harinya biasanya suka di rumah, diperhatiin oleh keluarga. Cuman sewaktu-waktu kalau berangkat ke kebun, kabur sendiri," kata Andi, Senin (3/3/2025).
Baca juga: Pria di Sukabumi Ngaku Dibuang dari Ambulans |
Andi datang tak sendirian, ia bersama perwakilan desa, puskesmas dan pihak Kecamatan Sukaraja. Ia membantah kakaknya ditelantarkan. "Kalau masalah ditelantarkan, enggak. Karena kalau makan suka dikasih," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanas, bagaimana Herman bisa sampai ke Palabuhanratu? Andi mengaku tidak tahu pasti. "Kalau masalah ke Palabuhanratu kurang tahu, kayaknya ada yang bawa," katanya.
Ia menjelaskan bahwa kakaknya kerap meninggalkan rumah sendiri, tanpa ada yang mengantar tujuannya adalah lampu merah atau setopan. "Kadang diam di stopan, kadang pulang. Enggak ada yang bawa, dia kabur sendiri, ngesot dari rumah, kabur sendiri pas enggak ada siapa-siapa," jelasnya.
Andi mengaku tidak mengetahui pasti apakah kakaknya mengemis atau mengamen. "Enggak tahu kalau minta-mintanya, cuma suka nongkrong di lampu merah. Diajak pulang enggak mau, jadi enggak tahu dia ngamen atau minta-minta," ungkapnya.
Saat ditanya di mana Herman biasa berada jika keluar rumah, Andi menyebut beberapa lokasi. "Suka ada di lampu merah, Pintu Hek, Kebon Jati," ujarnya.
Herman, diketahui tinggal bersamanya di RT 4 RW 1, Kampung Pasir Toge, Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja. Ia sendiri baru berada di Sukabumi selama 3 tahunan selepas bercerai dengan istrinya di Padang. Herman juga diketahui mempunyai dua anak.
"Jadi, beliau ini sebelumnya tinggal di Padang, pulang ke sini (Sukabumi) sudah tiga tahun lalu. Kalau anak istrinya di Padang, sudah enggak ada komunikasi lagi, sudah bercerai katanya," ucapnya.
Soal kondisi ekonomi, Andi mengakui keluarganya hidup dalam keterbatasan. "Iya, kurang mampu. Kami hidup lima bersaudara. Herman anak kedua, saya anak keempat," ujarnya.
Pemerintah disebut-sebut ingin membangun rumah untuk Herman, tetapi terkendala ketersediaan lahan. "Enggak ada, itu kan tinggal di situ ada tanah perumahan, dikasih sama itu pengelolanya, asalkan jangan bikin rumah permanen," kata Andi.
Ia mengatakan, setelah dijemput, kakaknya akan dibawa pulang. "Paling dibawa ke rumah, didiemin di rumah," lirihnya.
Sebelumnya, diketahui Herman sempat membuat geger karena mengaku dibuang dari ambulans. Pengakuan itu diberikan Herman kepada sejumlah warga yang menanyainya ketika masih terlantar di jalanan. Pengakuan itupun viral karena diunggah di media sosial.
Herman sendiri tidak menampik ceritanya itu, bahkan kepada detikJabar ia tetap bersikukuh dengan keterangannya. "Saya dibuang dari ambulans," tuturnya.
Salah seorang anggota Satpol PP Kecamatan Sukaraja memperlihatkan logo Satpol PP di belakang rompi pelengkap seragamnya. Spontan, Herman berteriak.
"Iya ini, iya ini yang membawa saya dan membuang saya," tuturnya menunjuk tulisan Satpol PP di rompi petugas tersebut, suara Herman parau dan melengking.
Namun pengakuan Herman tidak bisa terkonfirmasi dengan baik karena pria itu mengalami kesulitan bicara dan menjelaskan arah bicaranya. menurut Andi sang adik, kakaknya itu mengalami kecelakaan saat di Padang.
"Kecelakaan dia ditabrak saat di Padang, sejak itu untuk bicarapun sulit. Keluarganya di Padang juga kesulitan secara ekonomi, untuk kepulangan kakak saya juga ongkosnya dari keluarga di Sukabumi. Kondisinya sudah seperti ini, tidak bisa jalan," tutup Andi.
Diberitakan sebelumnya, seorang pria dengan rambut acak-acakan ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Jalan Pelita-Cipatuguran, tepatnya di Jalan PLTU, Cipatuguran, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Ia duduk bersandar di bawah pohon, di antara rerumputan liar, dengan wajah letih dan tatapan kosong.
Pria tersebut mengenakan kaus biru dengan lambang burung Garuda di dada, serta celana panjang lusuh yang tampak kotor. Di sekelilingnya, terlihat plastik hitam berisi barang-barang, botol air mineral kosong, serta potongan kardus yang tampaknya digunakan sebagai alas tidur.
(sya/orb)