Seorang pria dengan rambut acak-acakan ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Jalan Pelita-Cipatuguran, tepatnya di Jalan PLTU, Cipatuguran, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Ia duduk bersandar di bawah pohon, di antara rerumputan liar, dengan wajah letih dan tatapan kosong.
Pria tersebut mengenakan kaus biru dengan lambang burung Garuda di dada, serta celana panjang lusuh yang tampak kotor. Di sekelilingnya, terlihat plastik hitam berisi barang-barang, botol air mineral kosong, serta potongan kardus yang tampaknya digunakan sebagai alas tidur.
Kisah pria itu viral di media sosial setelah muncul dugaan bahwa ia ditelantarkan seseorang dengan cara dibuang dari ambulans.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seorang pria berkaus, siapa tahu ada yang bisa membantu menginfokan ke Dinas Sosial. Beliau dibuang oleh seseorang yang disebut berasal dari Sukaraja. Dibawa menggunakan mobil ambulans oleh tujuh orang dan diturunkan sekitar pukul 21.00 malam. Beliau tidak bisa berjalan, sudah dua minggu berada di lokasi," demikian kutipan unggahan akun Denis Permana di salah satu grup media sosial yang dikutip detikJabar.
detikJabar melakukan pengecekan langsung pada Minggu (2/3/2025), dan menemukan pria tersebut masih berada di lokasi seperti yang terlihat dalam foto viral.
"Saya Herman, sudah tiga hari saya berada di sini. Saya dibuang dari mobil ambulans tiga hari lalu," tutur pria yang mengaku bernama Herman kepada detikJabar.
Gaya bicaranya terdengar kaku dan parau, membuat ucapannya sulit dimengerti. "Saya dari Sukaraja, dipiceun (dibuang) pakai mobil ambulans. Gigi saya rusak, tenggorokan saya kering, jadi tidak bisa jelas bicaranya," katanya lirih.
Herman mengaku memiliki dua anak, laki-laki dan perempuan. Ia kemudian menyingkap celana panjangnya, memperlihatkan luka jahitan di kakinya.
"Saya lumpuh," ujarnya singkat.
Herman sendiri akhirnya dievakuasi menggunakan ambulans setelah aparat pemerintahan setempat turun tangan.
Sekretaris Kecamatan (Sekmat) Palabuhanratu, Hendriana, mengungkapkan pihaknya langsung bertindak setelah mendapatkan informasi mengenai kondisi pria tersebut.
"Alhamdulillah, setelah kami mendapatkan informasi, kami langsung mendapat arahan dari Pak Camat Palabuhanratu (Deni Yudono). Kami langsung bergegas ke lokasi bersama-sama untuk mengevakuasi yang bersangkutan ke Panti Aura Welas Asih untuk sementara kita titipkan terlebih dahulu, sebelum besok kita identifikasi adminduknya (administrasi kependudukan)," ujar Hendriana, Minggu (2/3/2025).
Ia menambahkan, jika alamat pria tersebut sudah teridentifikasi, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan camat setempat. "Sehingga kita temukan alamat yang bersangkutan, kita segera komunikasikan dengan camat setempat untuk antarkan pulang," katanya.
Saat ditanya apakah pria yang mengaku bernama Herman merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), Hendriana menyebut pihaknya masih melakukan identifikasi lebih lanjut.
"Kalau dari komunikasinya masih relatif nyambung dan konsisten sejak awal. Dia menyampaikan bahwa dia saudara Herman, lokasi tempat asal di Desa Pasirtoge, Kecamatan Sukaraja. Oleh karena itu, berdasarkan informasi awal, kita identifikasi lebih lanjut apakah benar yang bersangkutan seperti apa," jelasnya.
Soal pengakuan Herman yang menyebut dirinya dibuang menggunakan ambulans, Hendriana mengatakan hal itu masih perlu didalami lebih lanjut. "Itu perlu kita dalami informasinya supaya jelas apakah pengakuan benar atau tidak," ujarnya.
"Yang pasti saat ini kami fokus pada perhatian sosial kepada yang bersangkutan, kita serahkan ke Panti Aura Welas Asih, untuk dimandikan dan kita support bantuan permakanan dan kebutuhan dasarnya dulu. Setelah itu baru kita fokus pencarian tempat tinggalnya," sambung Hendriana.
Sementara itu, pekerja sosial Panti Aura Welas Asih, Irgiana Fahrezi, mengatakan bahwa pria tersebut sudah beberapa hari berada di lokasi tanpa berpindah tempat.
"Kita hari ini menerima diduga ODGJ yang sudah beberapa hari, tiga sampai empat hari di jalan. Dia enggak pindah-pindah. Setelah dicek, ternyata kakinya enggak bisa jalan," kata Irgiana.
Ia menambahkan bahwa proses koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan berjalan lancar. "Sekarang lagi dimandikan, dibersihkan. Mungkin besok ada rekam KTP untuk mengetahui identitas lengkapnya di pihak kecamatan untuk mengecek," tuturnya.
(orb/orb)