Wanti-wanti Sarimukti Tutup
Lebih lanjut, Asep juga mewanti-wanti Pemkot Bandung terkait kabar penutupan TPA Sarimukti pada 25 Maret 2025 mendatang. Dia menekankan agar cara penanganan sampah tidak dilakukan secara konvensional, yakni kumpul, angkut, buang.
"Pengelolaan sampah nggak bisa hanya dikumpulkan, diangkut, dibuang, itu bukan ciri kota modern. Kalau hanya dikumpulkan, diangkut, dibuang sampai kapanpun tidak akan selesai karena TPA itu terbatas. Informasi terakhir juga TPA Sarimukti sudah mau selesai di Maret 2025," jelasnya.
Karenanya, Asep menyebut DPRD Kota Bandung mendorong pemerintah untuk terus mensosialisasikan penanganan sampah dari hulu. Dia menginginkan agar masalah sampah bisa selesai dari rumah masing-masing warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu kami di DPRD mendorong pengelolaan sampah ini harus selesai dari hulu, dari masyarakat, pengelolaan dari tingkat RW atau lebih bagus lagi di tingkat rumah tangga," ucapnya.
Merubah Budaya
Asep juga menyoroti soal budaya masyarakat akan kepedulian terhadap lingkungan harus ditingkatkan. Baginya, jika masyarakat sudah menganggap kebersihan sebagian dari budaya, masalah sampah sedikitnya bisa ditangani.
"Perlu ada pengelolaan yang lebih terintegrasi, salah satunya mendorong masyarakat untuk memiliki mindset yang benar. Nah itu dibikin budaya seperti itu. Urang Bandung mah tidak menyampah, itu harus dibuat budaya yang terus menerus dan kalau itu dilakukan untuk jangka panjang akan berhasil," terangnya.
Namun dia mengakui tak mudah merubah mindset masyarakat terkait sampah. Untuk itu, Asep mengusulkan agar dibentuknya lembaga pelatihan khusus terkait pengelolaan sampah.
"Kalau ini dilakukan menurut kami akan ada tim SDM yang bagus dan terlatih dan fokus untuk mengolah sampah. Karena beberapa waktu ke belakang di masyarakat dengan kesibukan dengan tidak semua orang mau mengolah sampah ini jadi tantangan," tandasnya.
Simak Video "Video: KLH bakal Keluarkan SOP Pengelolaan Sampah Program Makan Bergizi"
[Gambas:Video 20detik]
(bba/mso)